Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster sosialisasi 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru di beberapa radio di Singaraja, Senin (6/2). (BP/Ist)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster kembali melakukan kegiatan sosialisasi ke beberapa radio guna memberikan informasi kepada masyarakat Bali terkait 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru. Kali ini, Putri Koster menjadi narasumber di Radio RRI Singaraja dan Radio La Baronk-Singaraja dengan menggandeng dua narasumber yang memang ahli dalam bidangnya, Senin (6/2).

Diantaranya, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S. (Koordinator Kelompok Ahli Bidang Pembangunan) dan Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra (Kelompok Ahli Bidang Pangan, Sandang dan Papan). Hadir pula dalam dialog di Radio La-Baronk, Pj. Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana.

Mengawali arahannya, Ny. Putri Suastini Koster menyampaikan TP PKK Provinsi Bali dalam pergerakannya akan melakukan aksi sosial dan sosialisasi. Kehadiran kali ini dalam rangka melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembangunan adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal Bali. Dimana, tahun ini merupakan tahun kelima kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster dan dalam kepemimpinannya telah berhasil membangun peradaban dengan 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru. Hal ini merupakan hasil kerja keras semua elemen baik pemerintah dan dukungan masyarakat.

Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini menambahkan, di tahun akhir periode pertama kepemimpinan Gubernur Koster, banyak hal yang sudah dilakukan bersama para jajaran pemerintah termasuk di dalamnya para kelompok ahli Gubernur Bali yang telah berkontribusi besar dalam penyusunan berbagai kebijakan maupun peraturan. Baik itu Peraturan Gubernur (Pergub) maupun Peraturan Daerah (Perda).

Baca juga:  Pusat Kebudayaan, Mahakarya Monumental Bali Era Baru

Jadi, Pergub maupun Perda yang dihasilkan merupakan hasil pemikiran, diskusi yang panjang dari ratusan orang yang berkompeten di dalamnya. Bukan keputusan sendiri atau orang perorangan. Adanya Perda dan Pergub sangatlah penting sehingga segala kebijakan memiliki payung hukum yang jelas.

Bunda Putri menambahkan PKK sebagai mitra kerja dari pemerintah terus melakukan sosialisasi terhadap berbagai kebijakan, peraturan ataupun hasil kerja pemerintah sehingga diketahui oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat menjadi paham dan turut berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program-program yang tercakup dalam Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.

PKK melakukan sosialisasi dengan menghadirkan para akademisi maupun praktisi yang paham betul terkait kebijakan yang diambil. Sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang jelas dan pemahaman yang benar.

Dengan demikian, masyarakat yang sejahtera akan terwujud sejalan dengan tujuan dari pergerakan PKK yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan yang dimulai dari terwujudnya kesejahteraan di tingkat keluarga lalu di tingkat desa, kabupaten, dan akhirnya terwujud kesejahteraan bersama. “Di hulu, pemerintah menyiapkan regulasi, rencana dan kebijakan, lalu di tengah masyarakat mendukung dan melaksanakannya dan akhirnya di hilir akan terwujud kesejahteraan bersama,” ujar Bunda Koster.

Baca juga:  Capaian Kinerja 5 Tahun Bali Era Baru, Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Diselenggarakan Melalui 5 Bidang Prioritas

Sementara itu, Prof. Damriyasa menyampaikan bahwa terdapat tiga aspek utama, yaitu manusia, alam dan budaya yang dituangkan dalam 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru untuk membangun dan membangkitkan Taksu Bali.

Dikatakan, Gubernur Koster beserta jajarannya bekerja keras menata Bali baik secara fundamental dan komprehensif berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sat Kerthi. Untuk itu, diperlukan kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama membangun kembali Taksu Bali. Hal-hal lama yang mungkin hilang atau berubah tergerus baik oleh kemajuan zaman ataupun regulasi yang kurang mendukung, ditata kembali, bangkitkan dan perkuat keberadaannya. Seperti misalnya, penguatan kedudukan desa adat, perlindungan terhadap pratima, penggunaan garam lokal Bali dan termasuk salah satunya minuman tradisional Bali yaitu arak Bali. “Dengan pemanfaatan produk lokal, kita akan mampu menggerakkan roda perekonomian kita, mengingat kita memiliki pasar dan potensi yang luar biasa yang jika kita kembangkan dan tata kembali akan menjadi sumber kesejahteraan yang luar biasa bagi kita bersama,” tandas Rektor Unhi Denpasar ini.

Hal senada juga disampaikan Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra. Dimana, keberpihakan Gubernur Koster terhadap pembangunan kedaulatan pangan, sandang dan papan diwujudkan secara nyata dalam 44 tonggak tersebut. Seperti, menjadikan Bali sebagai pulau organik, pelestarian tanaman endemik Bali, Gumitir Bali Sudamala, Bangga Produk Lokal Bali seperti UMKM, harkat Arak Bali serta berbagai program strategis lainnya, yang sudah diatur dengan payung hukumnya.

Baca juga:  Ny. Putri Suastini Koster: UMKM Kekuatan Sektor Perekonomian Bali

Memasuki dunia era baru, dikatakan kemajuan kebudayaan Bali telah mampu membentuk karakter manusia Bali. Misalnya saja penggunaan pakaian adat setiap hari Kamis. “Kita lihat di lingkungan sekolah misalnya lintas agama menggunakan busana adat ke sekolah dimana hal ini menunjukkan toleransi dan harmoni antar pemeluk agama. Tidak itu saja, rasa bangga kita menggunakan kain tenun Endek beberapa tahun lalu mungkin berbeda dengan saat ini dimana kita bangga menggunakan kain tenun kita dalam berbagai kesempatan dan bahkan kain tenun kita tidak hanya digunakan dalam skala lokal tetapi juga nasional dan bahkan digunakan oleh para pemimpin dunia. Untuk itu mari kita bersama sama mendukung berbagai program yang dicanangkan pemerintah karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk mewujudkannya. Dengan demikian akan terwujud masyarakat Bali yang metaksu dan di sisi lain dapat mengikuti kemajuan perkembangan yang ada tanpa meninggalkan nilai adat, budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur kita,” pungkasnya. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN