Arsip foto - Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Penandatanganan Penanda Aset SBSN Jembatan Pulau Balang di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (6/1/2022). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Realisasi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) proyek pada tahun 2022 mencapai Rp 28,78 triliun atau 97,11 persen dari alokasi yang senilai Rp 29,54 triliun. SBSN proyek merupakan penerbitan SBSN yang langsung digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur.

“Di tahun 2022 proyek yang dibiayai adalah sebanyak 880 proyek untuk 14 kementerian/lembaga dari 30 unit Eselon I,” ucap Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (7/2).

Baca juga:  BRI Cetak Laba Rp 32,22 Triliun

Alokasi SBSN terbesar pada kementerian/lembaga infrastruktur, yaitu Kementerian Perencanaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Berdasarkan sektor infrastruktur, ia menyebutkan SBSN 2022 digunakan untuk membiayai proyek di bidang pendidikan Rp4,43 triliun atau 15 persen, riset dan teknologi Rp868 miliar atau 3 persen, sosial atau perumahan Rp2,82 triliun atau 9 persen, sumber daya air Rp5,12 triliun atau 18 persen, serta transportasi Rp16,19 triliun atau 55 persen.

Baca juga:  Molor, Rekanan Pembangunan Pasar Badung Dipenalti Rp 61 Juta Per Hari

Sementara untuk proyek strategis nasional (PSN) 2022, SBSN digunakan untuk membiayai penyangga ibu kota negara (IKN) seperti Bandara APT Pranoto dan Fender Jembatan Pulau Balang, Jembatan Udara Papua (3 bandara), jalur Kereta Api Parepare-Makassar, Double Track Kereta Api selatan Jawa, serta Science Techno Park Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Indonesia (UI).

Suminto menjelaskan selain murni anggaran tahun 2022, terdapat pula proyek lanjutan atau luncuran dari tahun 2021 yang dibiayai oleh SBSN sehingga alokasinya bertambah menjadi Rp32,78 triliun untuk 1.028 proyek.

Baca juga:  Kemenkeu Sebut WFH Tidak Ganggu Perekonomian

Secara keseluruhan, total pembiayaan proyek SBSN 2013-2023 adalah sebesar Rp209,83 triliun meliputi 5.126 proyek di 34 provinsi. Kinerja proyek SBSN relatif baik dengan rata-rata enam tahun terakhir sebanyak 83,89 persen proyek dapat diselesaikan melalui mekanisme lanjutan atau luncuran. “Pembiayaan proyek SBSN ini terus meningkat dari waktu ke waktu,” ungkapnya. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN