AMLAPURA, BALIPOST.com – Hujan deras yang mengguyur Besakih dan sekitarnya membuat Setra Desa Adat Besakih yang ada di Banjar Dinas Batumadeg, Desa Besakih, Rendang, Karangasem, longsor pada Kamis (9/2) sore. Kuburan I Gede Parwata yang meninggal disengat tawon pun nyaris ikut amblas. Penguburan almarhum baru dilakukan 3 hari lalu, Senin (6/2).
Salah seorang warga Banjar Batumadeg, Jro Mangku Ganti, menuturkan, setra Adat Besakih yang longsor tersebut ada di sebelah barat daya tepatnya di dekat kuburan warga Pande. “Yang amblas itu di dekat kuburan almarhum Pegawai Dishub Karangasem I Gede Parwata. Bahkan jaraknya tinggal 2 meter saja dengan tanah yang amblas,” ujarnya.
Mangku Ganti menambahkan, senderan tembok yang jebol tersebut cukup panjang, yakni kurang lebih mencapai 30 meteran. Tembok yang yang jebol tersebut dibangun sekitar tiga tahun lalu. “Bahkan, tembok penyengker yang baru dibangun panjangnya sekitar tiga meter juga ikut jebol,” katanya.
Sementara itu, Sekdes Besakih, I Wayan Artana, mengatakan, senderan Setra Adat Besakih jebol sekitar pukul 15.00 WITA. Sebelum jebol Besakih memang diguyur hujan deras. “Senderan yang jebol panjangnya sekitar 50 meteran. Untung saja, kuburan almarhum Gede Parwata tidak ikut amblas, mengingat tinggal sedikit lagi kuburan tersebut ikut terseret ke bawah,” katanya.
Artana, mengatakan, pascakejadian tersebut pihaknya telah menyampaikan ke Bendesa Adat Besakih, hanya saja teleponnya belum diangkat. (Eka Parananda/balipost)