TABANAN, BALIPOST.com – Desa Adat Soka, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan saat ini tengah berupaya melakukan penataan di sisi parhyangan. Salah satu yang menjadi prioritas untuk bisa diwujudkan yakni membuat Pura Penataran untuk tetap bisa menjaga kawasan suci Pura Luhur Pucak Bukit Puun yang merupakan Pura Kahyangan Jagat.
Bendesa Adat Soka, I Wayan Esiawan, mengatakan rencana membuat Pura Penataran ini sudah terpikirkan sejak tahun 2020 silam. Alasannya bagaimana ke
depan bisa tetap menjaga kesucian ‘taksu’ Pura Luhur Pucak Bukit Puun, karena selama ini dengan kondisi atau letak keberadaan Pura, krama desa adat membuat
palinggih Pengayatan di Pura Puseh maupun Pura Desa. Alhasil, saat desa ada cuntaka tentu berimbas pada kegiatan Pujawali atau Piodalan di Pura Luhur Pucak Bukit Puun.
Selain juga lokasi keberadaan Pura Luhur Pucak Bukit Puun sangat jauh ditambah dengan ketinggian sehingga ketika ada piodalan memang cukup menyulitkan saat membawa sarana upakara. Diharapkan dengan keberadaan Pura Penataran ini sebagai bagian dari pura kahyangan jagat memudahkan pamedek untuk nangkil tidak harus ke puncak.
Atas rencana itu, pihaknya tentu meminta dukungan semua pihak baik dari pemerintah provinsi maupun daerah, karena untuk pembangunan ini membutuhkan lahan yang cukup luas, rencananya lokasi di bawah atau dekat dengan keberadaan pura dan di sana ada kawasan hutan lindung milik negara serta perbatasan dengan tanah milik warga.
“Konsep rencana ini sudah kami sampaikan ke Bapak Bupati Tabanan, untuk nantinya beliau bisa membantu kami memfasilitasi ke Provinsi maupun pusat karena lahan yang kami perlukan cukup luas, apalagi di sekitar lokasi ada kawasan hutan lindung milik negara,” jelasnya.
Untuk jaba tengah pura (jeroan) menurutnya paling tidak membutuhkan lahan 50×50 meter, belum lagi untuk jaba sisi serta areal parkir dan lainnya, tentu membutuhkan lahan yang luas. Seperti diketahui Piodalan Pura Luhur Pucak Bukit Puun bertepatan dengan rahina Purnama Sasih Kaulu.
Bahkan Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya yang hadir dalam upacara tersebut bersama sejumlah jajaran sangat mengapresiasi semangat gotong royong krama adat setempat. “Saya setuju sekali, karena bendesa adat sudah audiensi ke kantor Bupati beberapa waktu lalu dan menyampaikan akan membangun parhyangan. Ini saya setuju, ini sebuah konsep yang bagus, proposal sudah diberikan sehingga perwujudannya nanti saya matangkan dengan dinas-dinas terkait, sehingga tatanan konsep menjadi baik sesuai petunjuk dari Ida Bhatara,” ujar Sanjaya.
Di kesempatan itu, piihaknya juga menyatakan akan kesiagaannya di Pemerintah Daerah, untuk turut mengonsepkan, membantu apa yang menjadi cita-cita
masyarakat, sebab apapun yang dilakukan warga di Desa Senganan pastilah memiliki niat yang adiluhung, lascarya dan baik. “Saya yakin kalau niat baik dan tulus ikhlas pasti ada pemargi, ada jalan, kita krama Hindu, tidak pernah ada jalan buntu untuk memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, asal dilandasi dengan hati yang jernih dan tulus,” sambungnya.
Tak lupa Sanjaya juga senantiasa mengingatkan komitmennya selaku Pemerintah Daerah, akan kewajibannya untuk mengayomi dan berada di tengah-tengah masyarakat guna menjaga pelestarian adat, agama dan budaya bersama krama desa adat. (Puspawati/balipost)