Foto ini, yang diambil dengan menggunakan telepon seluler, memperlihatkan tim dari China bergabung dengan tim-tim setempat di Provinsi Hatay, Turki selatan, pada Kamis (9/2/2023), dalam upaya menyelamatkan para korban dari bawah reruntuhan bangunan akibat gempa. Mereka berhasil menyelamatkan seorang perempuan yang sedang mengandung dari reruntuhan gedung berlantai delapan pada Kamis pagi. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Korban gempa bumi yang berpusat di Turki kini jumlahnya sudah melampaui jumlah 20.000 jiwa atau sudah melewati jumlah korban dalam gempa Jepang 2011 dan gempa Turki 1999. Dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (10/2), menyebutkan bahwa sekitar 17.600 orang tewas di Turki dan sekitar 3.300 jiwa di Suriah.

Dengan demikian, total sudah hampir 21.000 jiwa manusia hilang. Angka ini melebihi jumlah korban gempa dan tsunami di Fukushima, Jepang, pada 2011 yang merenggut 18.400 jiwa.

Baca juga:  Berikut, Nomor Urut 14 Parpol Peserta Pemilu 2019

Gempa bermagnitudo 7,7 pada Senin (6/2), akibat pergerakan sesar Anatolia Timur di tenggara dan selatan Turki, juga sudah melampaui jumlah korban gempa 1999, juga di Turki, yang kali ini menelan 18.000 korban jiwa.

Tak seperti gempa saat ini yang berpusat di distrik Pazarcık di Provinsi Kahramanmaraş, gempa yang terjadi pada 1999 dipicu oleh pergerakan patahan Anatolia Utara.

Sampai Kamis (9/2) sekitar pukul 21.00 WIB, badan penanggulangan bencana dan kedaruratan Turki (AFAD) masih menyebut angka 16.170 korban jiwa di Turki. Namun, media massa asing dan lokal Turki sudah memperbarui angka itu menjadi sekitar 17.000-an.

Baca juga:  Bali Urutan Pertama di Daftar Tak Layak Dikunjungi di 2025, Ini Kata Wamen dan Ketua PHRI Bali

Menurut laporan laman surat kabar Hurriyet, tim SAR berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan warga yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan akibat guncangan gempa. Kerabat orang-orang yang terjebak di balik reruntuhan itu berada di sekitar reruntuhan untuk memastikan keluarga mereka selamat atau mendapatkan pertolongan.

Sementara itu di Suriah, konvoi bantuan PBB untuk pertama kalinya memasuki daerah barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak yang menjadi salah satu daerah terparah yang terdampak gempa. Wilayah itu sebelumnya diblokade oleh pasukan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al Assad.

Baca juga:  Dua Ibu Tertangkap Jualan Sabu

Wall Street Journal juga melaporkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk membangun kembali setiap rumah yang ambruk dan hancur karena gempa. Erdogan juga mulai menerapkan hukum darurat yang terakhir kali dia terapkan setelah percobaan kudeta pada 2016. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN