Suasana di obyek wisata Alamendah, Bandung. (BP/gik)

BANDUNG, BALIPOST.com – Setiap wilayah kini menata diri untuk menjadi objek wisata. Beda dengan Bali yang selalu mengedepankan alam dan budaya, di Bandung, Jawa Barat, kawasan hutan ditata sedemikian rupa untuk menjadi objek wisata.

Masyarakat dari berbagai daerah tertarik untuk datang dan menikmatinya. Sehingga Bandung selalu ramai dikunjungi saat liburan.

Salah satu objek yang cukup menarik, ada di Objek Wisata Alamendah Arboretum Park, di Jalan Terusan Pantengan, Desa Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Tempat wisata ini tergolong baru di kawasan Bandung Selatan. Tempat wisata ini dikembangkan oleh masyarakat Desa Alamendah Kecamatan Rancabali dengan bergotong-royong.

Kepala Desa Alamendah Haji Awan Rukmawan, saat menerima kunjungan dari Kabupaten Klungkung, Sabtu (10/2), mengatakan Alamendah Arboretum Park ini merupakan salah satu objek wisata dengan memanfaatkan lahan dari perhutanan sosial. Pihaknya bekerjasama dengan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Awi Langit serta dengan Lembaga Masyarakat Daerah Hutan (LMDH). Sementara untuk kepengelolaannya diserahkan kepada pihak Bumdes Alamendah.

Baca juga:  Menengok Klaster Usaha Binaan BRI, Manfaatkan Hama Eceng Gondok Jadi Anyaman Bernilai Tinggi

Alamendah mempunyai berbagai macam objek wisata seperti, Kawah Putih, Rancaupas, Punceling, Valley Hot Spring, Batu Tulis Sinapeul, Strawberry petik sendiri, Konservasi Rusa dan Oa Jawa, dan Desa Wisata Alamendah. Rukmawan mengatakan objek wisata ini dikelola sebesar-besarnya untuk memberdayakan masyarakat setempat yang menjadi 23 ribu orang. Sejak diinisiasi, ratusan warga setempat dilibatkan dalam pengelolaannya.

“Per Januari saja itu ada sekitar 3.500 orang kunjungan wisata. Lokal maupun mancanegara. Ini dikelola oleh masyarakat, hasilnya diterima masyarakat, yang merasakan juga masyarakat,” katanya.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta mengatakan studi tiru di objek wisata ini tujuannya untuk mematangkan konsep One Gate One Destination yang sedang dikerjakan oleh Pemkab untuk Kawasan Wisata di Nusa Penida. Kunci utama dalam menjalankan konsep Desa Wisata ada pada keberanian melangkah dan komitmen untuk mengelola objek wisata yang ada di desa serta didukung dengan adanya perencanaan dan kerjasama yang baik antar stakeholder terkait.

Baca juga:  Dukung Target Nasional, BRI Percepat Inklusi Keuangan lewat Ekosistem UMi

“Setelah melaksanakan kunjungan ini, saya akan mulai bergerak mematangkan konsep one gate one destination dengan mendata semua objek wisata di Nusa Penida,” kata Bupati Suwirta, didampingi Kepala Dinas Pariwisata Klungkung Ni Made Sulistiawati dan Kepala Baperlitbang Kabupaten Klungkung, A.A Gede Lesmana.

Bupati Suwirta mengharapkan desa wisata hanya mendapatkan bantuan sekali saja melalui Bumdes, dan dapat memberikan kontribusi bagi desa setempat. Apabila terus menerus mendapatkan bantuan melalui instansi terkait, maka diyakini Desa Wisata tidak akan pernah berkembang, sehingga dalam pengelolaannya selalu dalam kondisi merugi. “Jangan terburu-buru menciptakan desa wisata. Apabila tidak memiliki potensi, desa bisa mengalihkan fokus dengan menggali potensi penunjang pariwisatanya,” imbuhnya.

Baca juga:  Wujudkan Bali Era Baru, Seluruh Komponen Diharapkan Ikut Berpartisipasi

Menurut dia, kalau bicara potensi dalam pariwisata, Bali adalah segala-galanya. Terlebih Nusa Penida segala destinasi unggulan baru bagi Bali.

Hanya saja, dalam pengelolaannya, kelemahan mendasar adalah komitmen dan keberanian untuk melangkah maju. Keseriusan ini harus dibentuk dan setiap desa wisata, sungguh-sungguh punya niat maju dalam pengelolaan yang profesional dan bertanggung jawab. Pihaknya pun berharap hal itu dapat dipelajari dari Desa Wisata Alamendah, Bandung, yang masuk 50 besar ajang Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2021. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN