Kori Agung dan dua Paletasan Candi Bentar Pura Dalem Desa Adat Purnadesa. (BP/kmb)

GIANYAR, BALIPOST.com – Bantuan dana BKK dari Provinsi Bali dimanfaatkan betul oleh desa adat yang tidak memiliki pendapat lain untuk membangun parahyangan. Seperti apa yang dilakukan Desa Adat Purnadesa, Gianyar.

Bantuan BKK Bali dipergunakan sebagaI “jatu” untuk membangun Kori Agung dan dua buah Paletasan Candi Bentar di Pura Dalem Desa Adat Purnadesa. Bangunan ini menghabiskan dana mencapai total Rp500 juta, sumber dana dari dana swadaya masyarakat dan bantuan dana BKK Rp190 juta.

Sementara tembok penyengker sebelah kanan dan kiri Kori Agung dan Paletasan Candi Bentar belum selesai dibangun sehingga diperlukan dana lagi untuk melanjutkan bangunan yang masih nunggak tersebut.
Bendesa Adat Purnadesa, I Wayan Lasia mengatakan pemugaran Kori Agung dilakukan pada 2020 lalu.

Baca juga:  Rencana Kenaikan Tiket Wisata di Gianyar Mencapai Rp 50 Ribu

Saat pembangunan Kori Agung, kasus COVID-19 sedang memuncak sehingga dana BKK dialihkan untuk penanganannya. Karena bangunan Kori Agung merupakan satu kesatuan dengan Paletasan Candi Bentar Pura Dalem sehingga juga dilakukan pemugaran terhadap dua buah Peletasan Candi Bentar pada 2021 juga masih dalam situasi COVID-19.

Sementara Desa Adat Purnadesa tidak memiliki pemasukan desa dari pariwisata dan pembangunan parahyangan hanya mengandalkan urunann atau swadaya masyarakat. Sehingga pembangunan tembok penyengker mangkrak hingga sekarang ini.

Baca juga:  Gubernur Koster Ajak Krama Bali Rayakan Tumpek Krulut

Syukurnya bangunan Kori Agung dan Paletasan Candi Bentar yang dibuat dari batu hitam itu untuk rampung dan sudah diplaspas pada “Buda Wage Merakih” atau bertepatan saat piodalan di Pura Dalem pada Rabu 27/7/2022. Upacara pemlaspas dipuput Ida Pedanda Pitamaha dari Geria Siangan, Gianyar.

“Pembangunan Kori Agung dan Peletasan Candi Bentar saat Covid-19 melanda, sehingga kesulitan soal dana dan mengakibatkan pembangunan tembok penyengker sebagai pendukung Kori Agung dan Peletasan Candi Bentar mangkrak,” ujar Lasia.

Baca juga:  Desa Adat Kapal Gelar Karya Ngenteg Linggih hingga Mapahayu Nini

Pihaknya akan melakukan rembug kembali dengan para prajuru dan masyarakat pengemong pura yang terdiri dari 123 KK ini untuk melanjutkan pembangunan tembok penyengker Pura Dalem tersebut. Lasia menambahkan selain membangun Kori Agung dan Peletasan Candi Bentar, Desa Adat Purnadesa juga menembok Setra Desa Adat Purnadesa dengan dana swadaya masyarakat.

Selain itu, wantilan Pura Dalem juga sudah mengalami kerusakan karena dimakan umur dan untuk segera direnovasi. Pihaknya masih berupaya mencari dana lain untuk mendukung pembangunan wantilan tersebut. (kmb/balipost)

BAGIKAN