SINGARAJA, BALIPOST.com – Sawah seluas 4,3 hektar di subak Banyupoh, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, terdampak banjir bandang. Benih padi yang disemaikan oleh para petani, hanyut diterjang banjir. Kondisi ini menyebabkan petani di Buleleng barat tersebut terancam akan gagal menanam padi pada musim tanam tahun ini.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng Made Sumiarta, Senin (13/2), membenarkan terjadi kerusakan lahan pertanian akibat banjir bandang itu. Kejadian banjir terjadi pada Sabu (11/2) yang lalu.
Mantan Kepala Bagian (Kabag) Umum Setda Buleleng ini mengatakan, menyusul kejadian itu, pihaknya telah melakukan pendataan terkait lahan pertanian yang ikut terdampak. Dari pendataan itu, kelompok Subak Banyupoh dengan luas lahan sekitar 4,3 hektar sebelumnya sedang masa pengolahan lahan. Kelompok subak ini juga sudah melakukan penyemaian benih padi yang akan ditanam.
Sayangnya, ketika banjir bandang menerjang wilayah mereka, lahan sawah tersebut tergenang. Bukan saja dipenuhi lumpur, pasir dan bebatuan, namun petak sawah milik petani itu dipenuhi potongan batang kayu, ranting pohon, dan bambu.
Material ini dihanyutkan ketika banjir bandang dari kawasan hutan lindung di sebelah selatan Desa Banyupoh. “Kami sudah melakukan penelusuran ke lapangan dan ada 4,3 hektar sawah di lokasi itu terdampak. Dimana lahan akan diolah, namun karena banjir dipenuhi pasir, lumpur dan potongan ranting kayu dan kayu,” katanya.
Selain kerusakan lahan sawan, Kadistan Sumiarta menyebut, banjir bandang ini juga menghanyutkan benih padi yang telah disemaikan oleh petani. Dari penelusurannya di lapangan, petak sawah tempat penyemaian benih padi ini tidak ada yang terisi sama sekali. “Tidak bisa diselamatkan, benih padi yang disemaikan itu seluruhnya hanyut karena disapu derasnya banjir bandang,” jelasnya.
Atas kondisi ini, Sumiarta berjanji akan melakukan koordinasi ke Dinas Pertanian Provinsi Bali. Rencananya, Buleleng akan mengusulkan proposal permohonan bantuan benih untuk mengganti benih padi. “Segera kami akan koordinasi dan mengajukan usulan permohonan bantuan benih ke Distan Provinsi Bali, mudah-mudahan bisa disetujui sehingga ancaman petani mundur menanam atau bahkan gagal menanam karena bencana ini bisa ditanggulangi dalam waktu jangka pendek ini,” jelasnya.
Sementara itu, Perbekel Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak Ketut Bijaksana menyebutkan, dampak banjir bandang di desanya itu telah dilaporkan kepada pemerintah kecamatan dan pemerintah kabupaten. Khusus untuk kerusakan infrastruktur pertanian, pihaknya menyebut akibat banjir bandang merusak Pelinggih di Bendung Banyupoh.
Selain itu, ada juga jaringan irigasi (JI) di desanya juga mengalami kerusakan parah. Sedangkan untuk kerusakan benih padi juga sudah didata untuk diajukan ke instansi terkait, sehingga bisa membantu meringankan beban para petani yang terdampak bencana alam. “Seluruh kerusakan baik warga yang terdampak, kerusakan fasilitas umum (fasum) dan infrastruktur pertanian karena bencana ini sudah kami susun dan sudah diajukan ke pemeirntah kabupaten mudah-mudahan segera mendapat penanganan kedaruratan,” tegasnya. (Mudiarta/Balipost)