SEMARAPURA, BALIPOST.com – Berbagai kegiatan digelar di setiap desa adat serangkaian Bulan Bahasa Bali tahun ini. Seperti di Desa Adat Bakas Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, desa adat ini kembali menggelar lomba “Masatua Bali”, Nyurat Aksara Bali dan Mapidarta Bahasa Bali bertema “Segara Kerthi, Campuhan Urip Sarwa Prani”. Seluruh kegiatan ini sebagai upaya untuk melestarikan bahasa dan aksara Bali kepada generasi muda dan masyarakat pada umumnya di desa adat.
Bendesa Adat Bakas, Cokorda Oka Adnyana saat dihubungi, Senin (13/2), mengatakan seluruh pelaksanaan wimbakara ini digelar di Balai Wantilan Desa Adat Bakas, Minggu (12/2). Ini sudah menjadi pelaksanaan Bulan Bahasa Bali yang kelima sebagai upaya untuk menjaga tradisi, adat dan budaya Bali agar dapat dilestarikan. Dia menambahkan, untuk Wimbakara Masatua Bali, pesertanya dari Paiketan Krama Istri dari masing-masing banjar sebanyak delapan orang. Wimbakara Nyurat Aksara Bali, pesertanya dari para Yowana Desa Adat Bakas sebanyak 15 orang dan Wimbakara Mapidarta Bahasa Bali, pesertanya dari setiap klian banjar, dengan tema pengelohan sampah dari sumbernya.
Kegiatan lomba ini pun disambut antusias oleh masyarakat. Tidak hanya dari peserta lomba, masyarakat pun turut hadir dan menyaksikan pelaksanaan lomba ini. “Kegiatan ini bertujuan, untuk melestarikan bahasa dan aksara Bali kepada generasi muda dan masyarakat di Desa Adat Bakas. Dengan berbagai kegiatan ini, sudah berdampak positif bagi masyarakat. Maka, kami di Desa Adat Bakas ini sangat bersyukur melalui program Nangun Sat Kerthi Loka Bali, upaya ini kini semakin berdampak nyata di tengah krama,” kata Bendesa Adat Bakas.
Berbagai lomba ini digelar di desa adat, dikatakan sebagai implementasi dari sembilan program unggulan Gubernur Bali untuk desa adat dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Melalui upaya pelestarian ini, diharapkan seluruh generasi muda dan krama Desa Adat Bakas pada umumnya, semakin ngajegang bahasa dan aksara Bali. Tujuan ini semakin berdampak nyata bagi Krama Desa Adat Bakas. Sehingga, pihaknya menyampaikan terima kasih dan apresiasi tinggi untuk Gubernur Bali Wayan Koster. Karena berkat program ini, seluruh masyarakat di desa adat sangat merasakan peran pemerintah daerah karena sudah berdampak nyata.
“Program yang diinisiasi Bapak Gubernur Bali ini, kami akui memang sangat bagus. Tidak hanya terkait upaya melestarikan bahasa dan aksara Bali, tetapi kesembilan program unggulan itu, benar-benar menyentuh kepentingan desa adat dan didukung anggaran hibah dalam setiap pelaksanaannya,” tegasnya.
Seluruh program unggulan Gubernur Bali di desa adat, dikatakan sudah dijalankan dengan baik. Baik itu dalam penguatan aspek sekala maupun niskala. Maka, pihaknya berharap agar program-program ini ke depan tetap dapat dilaksanakan dan terus diperkuat. Karena sangat sejalan dengan kepentingan desa adat di Bali. (Bagiarta/balipost)