Suasana di Jalan Kartika Plaza, Kuta, Badung yang merupakan salah satu kawasan perhotelan di Bali. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Banyaknya hotel di Bali dijual diungkap data yang dikutip dari Lamudi.co.id. Dari ribuan hotel di Indonesia yang dijual, 951 unit berlokasi di Bali.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) BI Bali Trisno Nugroho, Rabu (15/2) mengatakan telah menanyakan ke bank-bank Himbara di Bali terkait para debitur perhotelan. Ia menyebut, BNI yang memiliki debitur terbanyak di sektor perhotelan, hanya mencatat 2 nasabah menjual unit hotel.

Ia menyimpulkan penjualan hotel yang terjadi di Bali kebanyakan kepemilikannya bukan warga lokal. Pemiliknya merupakan orang luar Bali yang meminjam dana atau kredit di kantor pusat bank masing-masing, bisa di Jakarta atau di tempat domisili pemilik hotel.

Namun menurutnya, begitu hotel tersebut dijual, langsung dibeli pihak lain. Sehingga, hal itu mengindikasikan prospek pariwisata Bali masih cerah karena ketertarikan orang untuk membeli hotel di Bali.

“Mungkin juga yang jual hotel meminjam kredit di kantor pusat bank atau di Jakarta. Sehingga bank di Bali tidak menunjukkan data debitur menjual hotelnya karena kredit di atas Rp 200 miliar pasti pinjam di bank pusat di Jakarta, tidak di Bali atau bahkan si pemilik hotel tidak memiliki hutang atau kredit,” katanya.

Baca juga:  Perahu Rafting Terbalik, WN Amerika Hilang di Aliran Sungai Ayung

Dari sisi kondisinya, menurut Trisno, sektor pariwisata Bali semakin membaik seiring LAR (loan at risk) yang menurun dari 81 persen menjadi 71 persen. “Artinya sudah membaik. Saya lihat Nusa Dua kondisi pariwisatanya sudah mulai bagus, bahkan kita punya list data, malah banyak yang membangun hotel dan villa di Bali,” ujarnya.

Ada sebanyak 17 hotel dan restaurant yang akan dibangun di Bali dengan nilai lebih dari Rp 1 triliun. “Malah ada yang membangun hotel dan villa baru di Bali, itu artinya masih ada yang berminat berbisnis di Bali dan Bali masih ada potensi pariwisata,” tandasnya.

Baca juga:  Ada PNS Dapat Subsidi, Ini Dilakukan PDAM

Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat acara sosialisasi Bali International Hospital (BIH) di Puri Santrian Hotel Sanur akhir Januari lalu mengaku tidak ambil pusing dengan penjualan hotel di Bali. Ia mengatakan, sebelum COVID-19 pun telah banyak yang melakukan penjualan hotel. “Dan bahkan memang ada yang hobinya menjual hotel, tidak usah kita pikirkan, yang jelas pariwisata Bali sudah tumbuh sekarang,” ujarnya.

Bali memiliki 140 ribuan kamar dan baru terisi 70an persen. Sehingga Bali membutuhkan waktu untuk pulih. Penjualan hotel menurutnya tidak dilaporkan ke asosiasi sehingga terjadinya jual beli hotel tidak ia ketahui. “Mereka bergerak di bawah semua, karena ini terkait privasi, tidak terekspos semua, dan sebagainya,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan bahwa jual beli hotel dalam dunia pariwisata merupakan hal yang biasa. Terlebih ketika dunia pariwisata sedang tidak normal karena terdampak pandemi Covid-19 selama 2,5 tahun.

Baca juga:  DTW Mulai Dibuka, Prokes dan Penggunaan PeduliLindungi Jadi Kewajiban

Banyak pebisnis akan mereposisi bisnisnya. Bahkan, ada pemegang saham ingin mengalihfungsikan bisnisnya agar tetap produktif saat terguncang. “Tapi yang jelas sekarang ini pemulihan pariwisata terus meningkat. Di satu sisi ada hotel yang dijual, di sisi lain ada juga banyak hotel baru sudah mulai berdiri. Jadi ini (jual beli hotel, red) sudah biasa itu,” ujar Tjok Bagus Pemayun, Rabu (15/2).

Tjok Bagus Pemayun berharap reposisi pemegang saham hotel tetap mengikuti aturan yang ada. Sehingga, hal ini tidak mempengaruhi pariwisata Bali ke depan.

Sebab, hotel yang dijual hanya berpindah pemegang saham dan kebanyakan tetap difungsikan untuk menunjang akomodasi pariwisata. Terlebih izin jual beli hotel diatur secara ketat. “Kita mengingingkan boleh saja mereposisi pemegang saham, namun tetap mengikuti aturan dan ketentuan perijinan yang ada di Bali, sehingga pariwisata terjadi keberlajutan pariwisata bali yang bermartabat,” tandasnya. (Citta Maya/Winatha/balipost)

BAGIKAN