Beragam jenis dan merk beras dijual di salah satu swalayan. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Badung, tidak terkendali. Bahkan, dari pantauan harga, Rabu (15/2) harga beras mencapai kisaran Rp 13.000/ kg untuk kualitas medium dan Rp 14.000/kg untuk beras kualitas premium.

Lonjakan harga beras ini mulai terlihat sejak awal tahun 2023. Sebelumnya, harga beras berada di kisaran Rp 10.000/kg hingga Rp 12.000/kg tergantung dari kualitas beras.

Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana, mengatakan lonjakan harga beras tidak terlepas dari menurunya produksi gabah yang diakibatkan oleh cuaca. Saat ini sebagian besar luas lahan padi masih tahap vegetatif. “Memang curah hujan yang tinggi berpengaruh terhadap produktivitas tanaman padi, karena sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pembentukan bulir padi,” ujar Wayan Wijana, Rabu (15/2).

Baca juga:  Rekonstruksi Pembunuhan Pasutri Jepang Dijaga Ketat

Menurutnya, cuaca yang tidak menentu berakibat pada menurunnya produksi gabah, sehingga berdampak terhadap harga beras di pasaran. “Kenaikan harga beras saat ini disebabkan menurunnya produksi gabah karena saat ini sebagian besar luas lahan padi masih tahap vegetatif atau belum saatnya panen,” ungkapnya.

Mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung ini memprediksi harga beras akan kembali normal jika panen raya tiba, yakni pada Maret mendatang. “Sekitar bulan Maret akan  mulai ada panen raya, sehingga produksi gabah akan meningkat lagi,” katanya.

Baca juga:  Harga Beras Meningkat, Penjual Keluhkan Turunnya Permintaan

Ia mengatakan produksi beras di Kabupaten Badung masih mengalami surplus. Hal ini ditunjukan dari luas tanam padi pada 2022 sebanyak 18.966 Ha dengan produksi beras 62.821,34 ton. Sedangkan, kebutuhan beras 48.270,45 ton. “Sejatinya Badung surplus, namun untuk data di 2023 belum ada datanya,” ucapnya.

Pemerintah Kabupaten Badung sendiri telah merancang kegiatan Operasi Pasar (OP) dan pasar murah. Langkah ini guna mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang hari raya Nyepi pada Maret serta bulan puasa dan juga Idul Fitri.

Baca juga:  Corona Mewabah, Impor Buah dari Tiongkok Masih Terbuka

Wakil Bupati Badung, Ketut Suiasa mengatakan, pihaknya akan menggelar operasi pasar pada tanggal 6 dan 7 Maret. Setidaknya, program ini direncanakan sebanyak 24 kali selama 2023. “Artinya operasi pasar kita ratakan, tiap bulan kita lakukan dua kali operasi pasar. Sementara untuk pasar murah kita jadwalkan dua kali di Maret yaitu 16 dan 17 Maret,” terangnya.

Selain operasi pasar, Suiasa juga menegaskan akan melaksanakan pasar murah setiap tiga bulan sekali. Upaya ini sebagai langkah intervensi dalam menjaga gejolak harga. (Parwata/balipost)

BAGIKAN