DENPASAR, BALIPOST.com – Konsep Ekonomi Kerthi Bali yang dicetuskan Gubernur Bali, Wayan Koster di nilai sebagai strategi peningkatan ketahanan ekonomi Bali secara seimbang. Sebab, konsep Ekonomi Kerthi Bali ini tidak saja menggantungkan ekonomi Bali pada satu sektor, yaitu sektor pariwisata, tetapi menggali potensi ekonomi lokal lainnya.
Konsep Ekonomi Kerthi Bali terdiri atas 6 pilar sektor unggulan. Yaitu, sektor pertanian dalam arti luas dengan sistem pertanian organik, sektor kelautan dan perikanan, sektor industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali, sektor IKM, UMKM, dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital, dan sektor pariwisata.
Oleh karena itu, kesuksesan implementasi strategi Ekonomi Kerthi Bali ini harus dilanjutkan melalui kepemimpinan Gubernur Koster bersama Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) 2 periode.
Guru Besar STIMI Handayani Denpasar, Prof. Dr. Ida Bagus Gede Udiyana, SE., M.Si., Ak., mengakui bahwa konsep Ekonomi Kerthi Bali sebagai strategi peningkatan ketahanan ekonomi Bali perlu diapresiasi dan didukung. Menurut Prof. Udiyana permasalahan mendasar dihadapi dalam mempertahankan keajegan ekonomi Bali, akan mempengaruhi aspek aspek kehidupan masyarakat Bali. Terutama terkait aspek politik, sosial budaya, keamanan dan aspek lingkungan/daya dukung wilayah Bali.
Adapun permasalahan mendasar adalah pertama, kapitalisme pariwisata Bali. Fasilitas pariwisata dikuasai pemilik modal dari luar Bali dan asing.
Kedua, ketimpangan pendapatan dan perkembangan fasillitas-fasilitas pariwisata antara Bali Selatan dengan Bali timur, utara dan barat.
Ketiga, daya dukung alam Bali semakin berat dan tidak terkendali terutama terkait dengan kebersihan, sampah, transportasi, kemacetan lalu luntas semakin parah, kelangkaan air meliputi sumber debit air, sanitasi, air bersih dan pemanfaatan air secara efektif dan efisien.
Keempat, yaitu sebagian besar masyarakat Bali sumber penghidupannya disektor pariwisata dan turunannya.
“Mengatasi permasalahan tersebut diperlukan grand strategi pemerintah tentang Ekonomi Kerthi Bali yang sudah diformulasikan dan diimplementasikan oleh Bapak Gubernur Koster bersama Wagub Cok Ace. Strategi ini perlu diapresiasi dan didukung keberlanjutannya,” ujar Prof. Udiyana, Kamis (16/2).
Dikatakan, kesuksesan grand strategi ekonomi Kerthi Bali dititik beratkan dan fokus pada implementasi strategi. Terdiri dari hilirisasi sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan; hilirisasi sektor UKM dan koperasi yang menghasilkan produk-produk memiliki daya saing, khas dan berorientasi ekspor; hilirisasi sektor ekonomi kreatif dan digital; dan hilirisasi industri hijau. Dimana, keberhasilan hilirisasi sektor prioritas sektor Ekonomi Kerthi Bali akan tergantung dari strategi mendasar yang harus dilaksanakan secara terukur, konsisten dan berkelanjutan. Diantaranya, strategi Infrastruktur sektor prioritas Ekonomi Kerthi Bali, strategi pengembangan SDM (terutama penguasaan terhadap semua aspek teknologi, wawasan idiologi dan politik kebangsaan, dan pertahanan & keamanan bangsa, serta membangun daya saing, inovatif, kreatif bagi seluruh generasi milineal Bali ini) dan strategi mewujudkan kepastian hukum dan berusaha melalui Undang-Undang Cipta kerja (masih dalam proses di DPR).
Oleh karena itu, Prof. Udiyana menilai berdasarkan pendekatan yang digunakan untuk mencapi kesuksesan Ekonomi Kerthi Bali secara berkelanjutan adalah mendukung figur pimpinan Bali yang telah merumuskan grand strategi pembangunan ekonomi Bali, sehingga program ini perlu dilanjutkan secara konsisten, bersinergi, berkeseimbangan dan berkelanjutan, dengan memberikan kesempatan duet Bapak Koster- Cok Ace memimpin Bali dua priode. Sehingga hilirisasi sektor prioritas dapat dilanjutkan dengan imflementasi strategi inovatif dan kreatif, serta mendukung pencapian strategis ekonomi Bali dan Nasional dalam jangka panjang (Ekonomi Mas Indonesia 2045,red). Apabila ini dilaksanakan selaras, serasi, inovatif dan berkelanjutan akan menumbuhkan iklim investasi positif di Bali dan Indonesia,” tandas Ketua STIMI Handayani Denpasar ini.
Sementara itu, Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., mengatakan di dalam menciptakan sistem ketahanan perekonomian Bali Gubernur Koster telah menerbitkan berbagai regulasi yang berpihak pada pelindungan alam dan budaya. Juga telah diterbitkan berbagai regulasi untuk pertumbuhan ekonomi Bali yang berpihak pada sumber daya lokal. Apalagi, visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” serta konsep Ekonomi Kerthi Bali yang digali dan dikembangkan berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi telah dijadikan referensi dalam penyusunan transformasi perekonomian Bali. Serta memperoleh penghargaan khusus pembangunan daerah di bidang ekonomi hijau dan rendah karbon. Hal ini menunjukkan bahwa kearifan lokal Bali dipakai dasar dalam menyusun konsep Ekonomi Kerthi Bali. (Kmb/Balipost)