BANGLI, BALIPOST.com – Video seorang nenek tuna netra berjalan di semak-semak wilayah Banjar Kendal, Desa Songan, Kintamani viral di media sosial (medsos). Dalam video itu, disebutkan nenek renta itu tinggal di sebuah gubuk beratapkan terpal.
Pada video tersebut tertulis juga bahwa nenek itu tinggal berdua bersama saudaranya. Kondisi nenek tersebut pun mengundang keprihatinan pengguna medsos.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bangli Ida Ayu Yudi Sutha dikonfirmasi terkait video itu Kamis (16/2) mengaku pihaknya telah turun ke Banjar Kendal, Rabu (15/2). Pihaknya membenarkan nenek tersebut merupakan warga di Banjar Kendal Desa Songan A, Kintamani bernama Jero Su.
Kabid Rehabilitasi Perlindungan dan Jaminan Sosial, Sang Ayu Suarning lebih lanjut mengatakan dari hasil kunjungan yang dilakukannya langsung ke Banjar Kendal, diketahui Jero Su tinggal bersama saudaranya yang bernama I Kade. Kondisi keduanya tuna netra.
Meski demikian Jero Su dikatakan masih bisa berjalan tanpa bantuan orang lain. Keduanya tidak bisa melihat sejak beberapa tahun lalu.
Kedua bersaudara itu sebenarnya sudah mendapat bantuan bedah rumah dari pemerintah. Namun Jero Su dan I Kade memilih lebih sering tinggal di gubuk beratap terpal karena merasa lebih nyaman dan agar lebih mudah mencari kayu bakar untuk dipakai memasak.
Disebutkan, jarak antara gubuk dan rumah Jero Su sekitar 1 kilometer. Gubuk yang ditempati keduanya tanpa listrik dan MCK. “Kesehariannya yang bersangkutan sering tinggal di rumah gubuk. Kadang-kadang tidur di rumah bantuan bedah rumah pemerintah. Kami sudah arahkan agar tinggal di rumah bantuan itu,” ungkap Suarning.
Selain mendapat bantuan bedah rumah, Jero Su juga sudah menerima bantuan pangan non tunai (BPNT) dan KIS APBN. Karena kondisi keduanya yang tidak bisa melihat, pengambilan bantuan dilakukan melalui keponakannya.
Dikatakan juga oleh Suarning bahwa kedua bersaudara itu sama-sama sudah pernah berkeluarga. Namun tidak punya anak. Selama ini untuk kebutuhan dasar sering dibantu oleh keponakan, saudara, tetangga dan donasi dari pihak ketiga.
Suarning mengatakan untuk saat ini bantuan yang dibutuhkan keduanya yakni sembako, tempat tidur, kasur dan bantal. Selain itu mereka juga butuh tongkat tuna netra manual.
Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan Sentra Mahatmiya Kemensos RI dan Dinas Sosial P3A Provinsi Bali untuk penanganan lebih lanjut. “Kami juga akan koordinasi dengan Puskesmas setempat untuk memfasilitasi pemeriksaan kesehatan mata keduanya,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/balipost)