JAKARTA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster terus melakukan diplomasi untuk menyukseskan Bali sebagai tuan rumah 10th World Water Forum (WWF) yang akan dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024. Di sela-sela pelaksanaan Kick-Off Meeting 10th WWF yang telah memasuki hari ke-2, Kamis (16/2), Gubernur Koster mendampingi Menteri PUPR RI sekaligus Wakil Ketua Panitia Nasional Penyelenggaraan (NOC) WWF X, Basuki Hadimuljono, Presiden World Water Council (WWC), Mr. Luic Fauchon, dan Vice- President of the WWC, Éric Tardieu melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi di Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Jakarta.
Menlu Retno Marsudi menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan Presiden WWC, Mr. Luic Fauchon, Vice-President of the WWC, Éric Tardieu, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Koster di Kementerian Luar Negeri RI. “Kami melakukan pertemuan ini, guna membahas berbagai upaya untuk menyukseskan World Water Forum ke-10 di Bali,” ujar Menlu, Retno Marsudi.
Usai melakukan pertemuan di Kementrian Luar Negeri, Gubernur Koster dalam Konferensi Pers Penutupan Kick-Off Meeting 10th WWF mengucapkan terimakasih atas terpilihnya Bali menjadi tuan rumah WWF ke-10 yang akan dilaksanakan pada tanggal 18-24 Mei 2024 di Bali. Dikatakan, pembukaan WWF ke-10 dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2024 yang bertepatan dengan Rahina Tumpek Uye dengan tujuan untuk menyucikan dan memuliakan Danu Kerthi sebagai sumber air guna terwujudnya kesejahteraan dan kebahagaiaan kehidupan manusia.
Acara pembukaan WWF X di Bali, diawali dengan ritual Upakara Tumpek Uye, dan malamnya akan dipentaskan karya seni pemuliaan air Danu Kerthi di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Provinsi Bali. “Setelah itu, kami sudah menyiapkan showcase air berupa Subak di Jatiluwih, Kabupaten Tabanan yang telah tercatat sejak tahun 2012 oleh UNESCO, bahwa Subak sebagai warisan budaya dunia yang harus dilestarikan tata kelola sistem irigasi dengan prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan, harmoni, dan kebersamaan melalui suatu organisasi masyarakat untuk menjadikan masyarakat petani di Bali serasi dengan alam guna mencapai hasil panen yang optimal,” ujar Gubernur Koster. (kmb/balipost)