Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kanan) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (kiri) dan Ratu Tisha (kedua kiri) memberikan keterangan pers usai menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Sabtu (18/2/2023). Rapat Exco PSSI itu memutuskan untuk membentuk Komite Ad Hoc Suporter dan Komite Ad Hoc Infrastruktur. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan, pihaknya akan membentuk dua komite ad hoc. Komite itu untuk suporter dan infrastruktur demi membawa sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik.

“Rapat Exco (Komite Eksekutif-red) PSSI hari ini keputusannya untuk mengadakan komite ad hoc suporter karena isu transformasi sepak bola harus melibatkan suporter. Jadi harus ada keseriusan. Lalu komite ad hoc infrastruktur dibentuk karena kami rasa penting sekali membangun ‘training center’ buat tim nasional,” ujar Erick di GBK Arena, Jakarta, Sabtu (18/2) dikutip dari Kantor Berita Antara.

Untuk komite ad hoc suporter, Erick Thohir membeberkan bahwa pembentukannya tidak lepas dari kerusuhan antara pendukung PSIS dan polisi di luar Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat (17/2), ketika laga Liga 1 Indonesia PSIS versus Persis tengah berlangsung. Saat itu, polisi melepaskan gas air mata untuk membubarkan suporter yang memaksa masuk ke stadion meski sudah disepakati bahwa pertandingan itu tanpa penonton di arena.

Baca juga:  Jumlah Kasus Sembuh Harian Bali Makin Tinggi, Kembali Lampaui Tambahan Pasien COVID-19 Baru

Keputusan untuk menembak gas air mata tersebut membawa ingatan kembali ke tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Oktober 2022. Gas air mata menjadi awal suporter Arema FC berlarian ke luar stadion dan membuat 135 orang meninggal dunia lantaran terhimpit di sekitar pintu.

“Peristiwa Kanjuruhan bukan yang terakhir, bisa terjadi lagi. Contohnya kemarin. Namun kami harus menginvestigasinya. Berikutnya, kami mesti memastikan suporter dapat pulang ke rumah dengan selamat. Kami mau mengetuk hati para suporter, jika ingin transformasi berjalan bagus, mereka harus menjadi bagian yang bertanggung jawab untuk perbaikan sepak bola Indonesia,” kata Erick.

Baca juga:  Dua Menteri Dipastikan Hadiri Deklarasi Awali Dibukanya Pariwisata Bali

Sementara untuk komite ad hoc infrastruktur, Menteri BUMN itu menekankan bahwa minggu depan mereka mengutus tim untuk melihat lahan calon tempat pelatihan timnas, meski dia tidak memberitahukan lokasinya di mana.

“Training center” tersebut, Erick melanjutkan, menjadi bagian dari komitmen bersama untuk mengembangkan sepak bola nasional.

“Untuk pembiayaannya, tidak hanya dari FIFA, tetapi kami akan mencoba untuk mencarikan pembiayaan lainnya,” tutur mantan Presiden klub Italia Inter Milan itu.

Soal siapa saja yang ada di dalam komite ad hoc suporter dan infrastruktur tersebut, anggota Exco PSSI Arya Sinulingga menyebut bahwa itu akan ditentukan oleh Erick Thohir selaku ketua umum PSSI.

Baca juga:  Ciptakan Kemandirian, Telkomsel Dukung Inkubator Digital Disabilitas

“Yang jelas di komite ad hoc ini akan beranggotakan Exco PSSI agar lebih tertata,” kata Arya.

Komite ad hoc atau komite dengan tujuan khusus merupakan tambahan dari 14 komite tetap yang ada di PSSI.

Berdasarkan Statuta PSSI, 14 komite tetap tersebut adalah Komite Keuangan, Komite Kompetisi, Komite Teknis dan Pengembangan, Komite Wasit, Komite Hukum, Komite Sepak Bola Wanita, Komite Pengembangan Usia Muda, Komite Futsal, Komite Medis, Komite Status Pemain, Komite Permainan ‘Fair Play’ dan Tanggung Jawab Sosial, Komite Media, Komite Sepak Bola dan Komite Keamanan. (kmb/balipost)

BAGIKAN