DENPASAR, BALIPOST. com – Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Ny. Putri Suastini Koster dan Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) bersama Ny. Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati merayakan Rahina Tumpek Krulut. Perayaan ditandai dengan pemberian bunga, saling menukar kado, dan memberi ucapan tresna asih di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Sabtu (18/2).
Gubernur Koster dalam perayaan Rahina Tumpek Krulut ini memberikan apresiasi tresna asih kepada siswa dan mahasiswa di Bali yang berprestasi. Apresiasi tresna asih tersebut diberikan kepada A.A Ngurah Bagus Sila Dharmana Karang dari Siswa SD Saraswati, Neilson Gunawan dari SD Regents School, I Gede Prawira Sutha Adyatama dan I Made Reva Prasetya dari SDN 1 Kesiman, Ni Pt Aprilia Chandrika Malini dari SMPN 1 Gianyar, A.A Gde Anom Putra Asmara dari SMPN 3 Denpasar, Vania Evangelista Evelina Susanto dari SMPN 10 Denpasar, Sang Ayu Rania Callista Astarina dari SMAN 1 Denpasar, Made Meta Setya Dwitania dari SMAN 4 Denpasar, Made Adira Deva Samitra dari SMAN 7 Denpasar, Putu Wia Rosita Dewi dari Universitas Pendidikan Ganesha, Ni Putu Sintia Ika Pratiwi dari Pendidikan Dokter Gigi Unmas Denpasar, dan Ni Putu Ayu Manikasari dari Universitas Hindu Indonesia.
Gubernur Koster mengatakan Perayaan Rahina Tumpek Krulut ini dilaksanakan sebagai implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru, yang ditegaskan juga melalui Instruksi Gubernur Bali Nomor 02 Tahun 2023. Dimana Pemerintah berserta seluruh masyarakat Bali menyelenggarakan Perayaan Rahina Tumpek Krulut dengan Upacara Jana Kerthi.
Dijelaskan, Tumpek merupakan hari yang sakral, karena pertemuan dua waktu transisi, yaitu Kliwon (waktu terakhir dalam siklus Panca Wara) dan Saniscara (waktu terakhir dalam siklus Sapta Wara). Tumpek Krulut adalah tumpek yang keempat dari enam tumpek yang ada dalam siklus kalender Bali. Secara filosofis makna perayaan Tumpek Krulut adalah “Menstanakan Dewa Keindahan” dalam diri manusia.
Keindahan (lango) banyak terdapat dalam seni gamelan atau musik, yang dipercaya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi suasana hati menjadi lebih senang. Oleh sebab itulah, para leluhur Bali merayakan Tumpek Krulut sebagai Otonan Sarwa Tetangguran atau berbagai jenis gamelan.
Selain dengan cara mendengarkan dan memainkan gamelan/musik, rasa senang dalam diri manusia juga dapat dicapai dengan membangun tresna asih/kasih sayang terhadap sesama manusia serta melakukan aktivitas kebersamaan. Oleh sebab itu, mulai tahun 2022 yang lalu Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan Tumpek Krulut Sebagai Hari Tresna Asih/Kasih Sayang Dresta Bali.
Dimana, secara niskala pada Rahina Tumpek Krulut kita memuja Dewa Iswara/Kawiswara sebagai Dewa Keindahan, memohon waranugraha agar kita terus menerus diberi kesenangan dan kebahagiaan. Bagi masyarakat yang memiliki gamelan atau alat musik pada Tumpek Krulut wajib mengupacarai gamelan atau alat musik dilanjutkan dengan persembahyangan sebagai wujud rasa syukur atas anugrah Tuhan. “Secara niskala juga, Pemerintah Provinsi Bali bersama masyarakat Kabupaten Karangasem telah melaksanakan persembahyangan di Pura Gelap, Besakih,” ujar Murdaning Jagat Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Sementara itu, secara sakala, melalui perayaan Rahina Tumpek Krulut kita bangkitkan kesadaran bahwa dalam hidup manusia harus saling mengasihi, saling memberi, saling menyayangi, saling menghormati, serta memupuk rasa persaudaraan. Hindari rasa benci, dengki, dan iri hati, serta menghindari perbuatan saling menghujat, membuli, menyakiti yang berpotensi merusak kebahagiaan. “Mari kita lakukan kegiatan sosial kemanusiaan, seperti kunjungan ke panti asuhan, panti werda, dan rumah sakit, melaksanakan donor darah, dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan,” tandas Gubernur Koster.
Selain kegiatan sosial dan kemanusiaan, perayaan Rahina Tumpek Krulut juga dapat dilakukan dengan menggelar dan menonton pertunjukan seni (musik, tari, drama, teater) untuk membangun semangat kebersamaan. Kegiatan untuk membangun hubungan harmonis sesama manusia dapat dilakukan dengan saling memberi ucapan kasih sayang lewat berbagai media, saling memberi bunga/hadiah/kado, saling memberi makanan kesukaan masing- masing, dan menumpahkan kasih sayang antara anak dengan orang tua, guru dengan murid, atau sesama pasangan hidup. Semuanya bertujuan untuk membangun keharmonisan sehingga kita merasa bahagia dan senang dalam menjalani kehidupan. Mari kita rawat anugrah kebahagiaan dengan selalu mengedepankan rasa, saling asah, saling asuh, salunglung sabayantaka.
Gubernur Koster menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bali kini telah memiliki pangkalan data Kebudayaan Bali berbasis digital, yang diberi nama Ceraken Kebudayaan Bali (CKB). Melalui Ceraken Kebudayaan Bali, semua data tentang objek kebudayaan Bali akan disimpan, dilindungi, dan dimutakhirkan secara berkala. “Pada kesempatan yang baik ini, dengan mengucapkan “Om Awignam Astu Nama Sidham”, saya luncurkan secara resmi Ceraken Kebudayaan Bali. Rahajeng Rahina Tresna Asih. Semoga kesenangan dan kedamaian selalu bersemayam dalam hati,” pungkas Gubernur Koster.
Perayaan Rahina Tumpek Krulut juga dihadiri oleh DPRD Provinsi Bali yang diwakili Ketua Komisi III DPRD Bali, Anak Agung Ngurah Adhi Ardana beserta Ibu, Kapolda Bali, Irjen. Pol. Putu Jayan Danu Putra, Sekretaris Daerah Provinsi, Dewa Made Indra beserta Ibu, Komandan Lanal Denpasar Kolonel Marinir, I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Bali beserta Ibu, Bandesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Kepala Perangkat Daerah Provinsi Bali beserta Ibu, Para Pegawai Pemprov Bali, serta Para Siswa dan Mahasiswa Se-Bali yang dimeriahkan oleh hiburan dari penampilan artis pop Bali seperti, Ayu Saraswati, Ary Kencana, Jegeg Bulan, Bagus Wirata, Harmonia, sampai Avara Band. (Kmb/Balipost)