Suasana di rumah duka Raja Denpasar IX Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan di Denpasar, Bali, Minggu (19/2). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Raja Denpasar IX atau raja dari Puri Agung Denpasar, Bali, Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan tutup usia di umur 80 tahun saat menjalani perawatan di RSUP Prof Ngoerah. Dikutip dari Kantor Berita Antara, Minggu (19/2), putra tertua dari Raja Denpasar IX, yaitu Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama mengatakan bahwa ayahanda meninggal dunia pada Minggu dini hari sekitar pukul 00.00 Wita di ruang Wings Internasional RSUP Prof Ngoerah.

Raja disebut telah menjalani rawat inap selama 10 hari.  “Sudah lama sakit liver, bolak-balik rumah sakit, mungkin 1 bulan terakhir mulai kambuh bolak-baliknya lebih rutin,” kata Agung Wira.

Baca juga:  Pemedek IBTK Berdesakan, Anak-anak dan Dewasa Pingsan Saat Hendak Sembahyang

Jenazah dari raja yang dilantik pada 2005 lalu itu kini sudah berada di rumah duka Puri Agung Denpasar, Jalan Veteran, setelah sebelumnya dibawa dari rumah sakit sekitar pukul 9.30 Wita pagi tadi. Setiba jenazah di Puri Agung Denpasar, Agung Wira mengatakan bahwa tokoh-tokoh puri di Denpasar yang merupakan semeton atau kerabat juga hadir menerima alm. Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan.

“Ada namanya manca agung, semuanya datang tadi. Ada namanya Puri-puri Para Putra Denpasar, yaitu putra-putra yang mendirikan puri-puri dan mereka yang lahir dari Raja Denpasar Pertama I Gusti Ngurah Made Pemecutan. Kalau ditotalkan ada 25 puri, selain itu ada namanya Griya Bhagawanta,” ujar putra tertua raja.

Baca juga:  Harga BBM Naik Bisa Picu Inflasi, Ekonomi Bali Paling Terdampak

Dosen Universitas Mahendradatta itu menyampaikan bahwa ia maupun saudara dan keluarga puri tak mendapat firasat apapun sebelum Raja Denpasar IX meninggal dunia. “Firasat tidak ada, kita mengikuti kehendak Tuhan, kalau memang sudah waktunya ya kita ikhlaskan, tapi kita keluarga tetap berusaha untuk menyelamatkan, tapi Tuhan yang menentukan,” katanya.

Sebelum menutup mata di RSUP Prof Ngoerah yang sebelumnya bernama RSUP Sanglah, Agung Wira menyampaikan bahwa ayahanda yang secara fisik masih nampak kuat itu sempat berobat di RS Bali Mandara. “Sebelumnya dirawat juga di RS Bali Mandara, sempat bolak-balik 3-5 hari, tapi akhirnya sudah kesulitan dan dinasehati pindah ke Sanglah,” tuturnya.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Tak Berkomorbid Capai Belasan, Termasuk Seorang Bayi

Selain melakukan pembersihan atau nyiratin bale tempat jenazah dibaringkan, belum ada prosesi lebih lanjut, lantaran pertemuan untuk membahas rangkaian upacara Raja Denpasar IX baru akan dilakukan pada Minggu (26/2) mendatang dengan diikuti penglingsir puri dan tokoh agama. (kmb/balipost)

BAGIKAN