Desa Adat Yeh Buah berbatasan dengan hutan. Salah satu upaya menjaga kelestarian hutan dengan cara menanam pohon. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Yeh Buah yang memiliki wewidangan di pinggir hutan, selain memegang kewajiban menjaga hutan melalui konsep Wana Kerthi, juga membangun tanggung jawab menjaga satwa di hutan. Desa yang terbagi menjadi empat banjar adat ini juga akan berkolaborasi dengan lembaga swadaya masyarakat untuk pemeliharaan satwa yang digunakan untuk sarana upakara. Memanfaatkan lahan yang masih asri di pinggir hutan yang menjadi habitat satwa itu tumbuh dan berkembang biak alami.

Bendesa Adat Yeh Buah, I Ketut Merta Punia mengatakan, saat ini untuk upaya menjaga hutan sesuai dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, desa adat menerapkan sejumlah upaya mendukung menjaga kelestarian hutan. Baik itu penanaman dan menjaga kelestarian pohon atau tumbuhan di hutan. Termasuk tumbuh-tumbuhan yang telah ditanam yang diantaranya merupakan tanaman khas hutan Jembrana. Seperti Kwanitan, Kemiri, Pala Bali, hingga Klerek.

Baca juga:  Desa Adat Nagasepaha Perkuat Pakem Tarian Joged Bumbung

“Sekarang di wewidangan kami juga ada dukungan untuk pelestarian satwa seperti Menjangan. Kami dan desa dinas juga nantinya akan berkolaborasi untuk menjaga satwa ini,” kata Bendesa. Lahan yang digunakan juga sudah mulai ditata dengan tidak menghilangkan kondisi alami seperti pepohonan. Rencananya di areal sekitar hutan ini akan ada pelestarian satwa yang berguna untuk kepentingan upacara adat. Seperti Rusa, Kijang dan Babi Hutan.

Baca juga:  Desa Adat Yehembang Kauh Gelar Sapuh Leger Kolektif

Desa Adat nantinya akan dilibatkan dalam hal untuk pelestarian serta pengembangbiakan satwa-satwa tersebut. “Tentunya kami juga sangat berharap ini bisa memberikan dampak sesuai dengan wilayah wewidangan yang kami miliki. Dengan menjaga tumbuhan dan satwa di hutan,” ujar Merta Punia.

Wilayah yang berbatasan langsung dengan hutan, krama juga tak asing lagi dengan kehidupan dan adaptasi bagaimana ikut menjaga hutan tetap lestari. Termasuk satwa yang habitatnya memang di sana.

Bagaimanapun juga, wilayah sekitar hutan memberikan kehidupan bagi masyarakat dan tentunya juga memiliki tanggungjawab menjaga kondisi hutan agar tetap lestari.

Baca juga:  Krama Dadia Pura Jro Sanghyang Songan Komitmen Jaga Tradisi “Ngayah”

Hutan atau wana dilindungi kelestariannya juga menjadi salah satu visi Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam upaya menata Bali secara komprehensif salah satunya Wana Kerthi. Wana Kerthi dalam upaya menjaga kesucian dan kelestarian hutan dan pegunungan. Saat ini sudah ada beberapa pohon yang tumbuh memiliki peran. Salah satunya pohon kwanitan yang menjadi rumah bagi burung-burung endemik Jembrana.

Desa Adat Yehbuah ini berada di sisi paling  Utara Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo. Terbagi menjadi empat banjar adat di antaranya Banjar Adat Gianyar, Banjar Adat Bangli, Banjar Adat Gulingan dan Banjar Adat Badung. (Surya Dharma/balipost)

 

BAGIKAN