Puluhan babi dari Tabanan siap dikirim ke Jakarta. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS) Tabanan mulai melirik bisnis pengiriman babi keluar daerah, khususnya ke ibu kota, Jakarta. Mengawali kerja sama, sebanyak 80 ekor babi dari peternak Tabanan dikirim, Jumat (23/2) dari Desa Pitra, Kecamatan Penebel.

Kerja sama ini diharapkan bisa menjadi angin segar bagi para peternak babi pascadidera wabah African Swine Fever (ASF) dan terdampak Covid-19 sejak 2019.

Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya didampingi Dirut PDDS Kompyang Gede Pasek Weda menyampaikan, kerja sama ini bisa menjadi pancingan untuk nantinya berkelanjutan membuka pintu kerja sama ke daerah atau kabupaten lainnya di Indonesia. Apalagi potensi pertanian dan peternakan di Tabanan cukup menjanjikan, dengan 65 persen masyarakat Tabanan berkecimpung di sektor pertanian maupun peternakan.

Baca juga:  Kopi Celepuk, Kombinasi Kopi dan Beras Merah

Tabanan akan memasok babi ke Jakarta setiap dua kali sebulan sesuai dengan kuota permintaan yang jumlahnya mencapai 1.920 ekor babi setahun. Standar berat yang dikirim berkisar 95-120 kg per ekor atau masuk dalam kualitas super.

“Sebagai daerah lumbung pangan Bali, Tabanan dipercaya sebagai daerah produksi untuk menjaga stabilitas inflasi atau sentra produksi untuk ketahanan pangan Bali, misalnya saja saat di kota Denpasar kekurangan beras, cepat kita pasok,” ucapnya.

Baca juga:  Pohon Tumbang Timpa Apit Surang Pura dan "Bale" Rumah Warga

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Tabanan, I Made Subagia, memastikan babi-babi yang dikirim ke luar daerah sudah dicek kesehatannya dan didiagnosa negatif dari ASF. Pengujian bebas dari ASF juga merupakan salah satu syarat penting yang harus dilengkapi sebelum ternak dikirim keluar daerah.

Made Subagia pun kembali mengajak peternak dimana langkah strategis utama dalam mencegah terjadi ASF adalah melalui penerapan biosekuriti dan manajemen peternakan babi yang baik. “Penerapan biosekuriti yang benar perlu dipahami oleh seluruh peternak khususnya peternak babi sehingga menjadi tanggung jawab kita semua untuk memotivasi peternak dengan memberikan informasi dan edukasi” ungkapnya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Terkendala Ini, Penjualan Babi Keluar Bali Masih Nihil
BAGIKAN