Kepala Negara menghadiri peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging perrtama untuk mendukung operasional kendaraan delegasi negara-negara peserta G20 di Nusa Dua. (BP/Dokumen)

JAKARTA, BALIPOST.com –  Perusahaan jasa keuangan global terkemuka JP Morgan memperkirakan ada dua industri yang bisa menjadi pendorong kinerja perekonomian Indonesia. Kedua industri tersebut adalah kendaraan listrik dan ekonomi digital.

Menurut Kepala Riset Ekuitas Indonesia JP Morgan Henry Wibowo, Kamis (2/3), ambisi Indonesia terhadap industri kendaraan listrik akan memberikan dorongan kepada perkembangan pasar modal Indonesia. Momentum pertumbuhan industri kendaraan listrik telah didukung oleh kondisi Indonesia yang merupakan produsen nikel terbesar di dunia, atau bahan mineral logam yang banyak digunakan dalam produksi kendaraan listrik. “Berbekal cadangan nikel yang besar, Indonesia memiliki tujuan menjadi pusat kendaraan listrik di Asia Tenggara, dan kami telah melihat kemajuan yang baik dalam dua tahun terakhir,” kata Henry dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Skema Khusus OJK untuk Pengusaha Terdampak Gunung Agung

Dia pun memastikan JP Morgan memberikan peringkat Overweight (OW) kepada produsen material Indonesia karena berprospek baik seiring dengan kenaikan minat investor pada industri EV tersebut.

“Negara ini telah menandatangani lebih dari selusin kesepakatan senilai lebih dari 15 miliar dolar AS dengan perusahaan seperti Hyundai Motor., CATL, antara lain untuk memproduksi kendaraan listrik dan baterai, serta membangun rantai pasokan,” kata Henry.

Baca juga:  Penuhi Kebutuhan Komunikasi dan Digital, "Semeton Hebat" Dihadirkan

Sementara itu, sektor ekonomi digital juga memiliki prospek yang baik dan menjadi bagian penting dari perekonomian dengan proyeksi senilai 50 miliar dolar AS, meski pada 2022 sempat menghadapi tantangan dari kenaikan suku bunga acuan. “Kami yakin persaingan menuju profitabilitas terus menjadi fokus utama bagi perusahaan berbasis internet (di Indonesia) pada tahun 2023,” kata Henry.

Ia menyakini pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia makin meningkat di 2023 seiring dengan berbagai langkah yang dilakukan oleh para pelaku usaha serta prospek pasar yang makin positif dalam beberapa tahun terakhir. “Perusahaan internet telah mengambil berbagai langkah efisiensi biaya tahun lalu dan memperkenalkan tools monetisasi pendapatan terkini untuk mempercepat dan mencapai profitabilitas yang berkelanjutan. Langkah-langkah tersebut tentu harus membuahkan hasil tahun ini,” katanya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Masih di Atas 4.000 Orang

Pasar kendaraan listrik makin berkembang di Indonesia seiring dengan makin tingginya permintaan konsumen, yang terlihat dari antusiasme masyarakat pada penyelenggaraan Indonesia International Motor Show (IIMS) 16-26 Februari 2023. Sektor ekonomi digital juga makin berkembang di Indonesia dengan banyaknya peluncuran gawai maupun aplikasi terbaru yang terbukti telah membantu masyarakat dalam menyesuaikan diri terutama dalam masa-masa pandemi dan sesudahnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN