Petugas membawa korban selamat KM Linggar Petak 89 ke Pelabuhan Benoa, Bali. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – ABK KM Linggar Petak 89 yang berhasil diselamatkan pascamengalami musibah di Samudera Hindia bertambah. Total 6 ABK dibawa ke Pelabuhan Benoa setelah ditemukan terapung di tengah laut.

Dari enam korban yang telah ditemukan, 1 diantaranya dalam kondisi meninggal dunia. Para korban yang diangkut dengan KN SAR Arjuna 229, tiba di Pelabuhan Benoa, Kamis (2/3) sekitar pukul 16.00 WITA.

Menurut Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada, S.E., M.A.P., pihaknya mengevakuasi sebanyak 6 orang ABK KM Linggar Petak 89, yang mengalami musibah tenggelam dihantam badai gelombnag di Selatan Bali, 30-35 NM. Sebelumnya, informasi kejadian ini diterima pada 28 Februari sore dari pihak Agen Kapal PT. Sumber Mina Samudera.

Baca juga:  Berlanjut, Pencarian Penumpang Bus Tercebur di Laut

Lebih lanjut kata Darmada, saat itu, pihaknya kesulitan untuk melacak kapal ini. Sebab, kapal ikan ini, tidak dilengkapi peralatan komunikasi yang memadai. Seperti alat komunikasi Radio Marine, tidak ada GPS, dan peralatan lain.

Pada hari ketiga pencarian, Kapal Bahari Nusantara 25 kembali berhasil menemukan salah satu korban dalam kondisi selamat, pada pukul 10.50 WITA. Karena pertimbangan emergency dan para korban ini harus mendapatkan perawatan medis, karena satu orang dalam Kondisi kritis, terpaksa kapal Basarnas sandar di Pelabuhan Benoa, Kamis (2/ 3) sore. “Kami ada 3 kapal melakukan pencarian di lokasi kapal tenggelam ini. Satu kapal dari Basarnas, Kapal Bahari Nusantara, dan Bahari Nusantara 25. Sampai saat ini, kedua kapal ini masih melakukan pencarian,” kata Darmada dikutip dari rilisnya.

Baca juga:  Pendataan Pascagempa, 2 Meninggal dan Belasan Luka-luka di Bali

Pencarian ini, kata dia, sudah sangat maksimal dengan dibantu oleh pihak Polri, Bahankam, Polda Bali, Samapta Polda, TNI AL, Relawan, KKP, PTS Benoa dan semua unsur di Pelabuhan Benoa ikut melakukan pencarian. Langkah lanjutan, pihaknya akan melakukan pengecekan kapal KN SAR Arjuna 299 terlebih dahulu, karena sudah 3 hari layar.

Pihaknya masih menunggu laporan kapten kapal, untuk pencarian lanjutan pada Jumat. “Untuk pencarian saat malam memang tidak efektif. Cuaca juga menjadi kendala dalam pencarian, karena ketinggian gelombang bisa mencari 2-4 meter termasuk juga kondisi angin,” terangnya.

Baca juga:  KPU Bali Pastikan Pilkada Serentak Bebas COVID-19

Area pencarian pada Kamis, sudah  diperluas 5-100 NM. Informasi dari kapten yang selamat, bahwa yang meninggalkan kapal saat kejadian, hampir semuanya tidak menggunakan alat keselamatan.

Namun pihaknya akan berusaha untuk melakukan pencarian korban dalam kondisi selamat. Pasalnya dari pencarian ini, lima orang yang berada di atas kapal yang masih selamat, sementara 9 korban lainnya meninggalkan kapal, dan hanya berpegangan di bola-bola jaring.

Namun melihat ketahanan fisik seseorang, dalam kondisi lebih dari sehari tidak makan dan tanpa minum, dipastikan tidak kuat lagi. “Kita peluangnya 50-50. Harapan kita,  tetap bisa kita temukan dalam kondisi selamat, seperti yang ditemukan terakhir,” harapnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN