Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S. (BP/Win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Salah satu pembangunan insfrastruktur fundamental dan monumental di era kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster telah rampung dibangun. Yaitu, pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih. Pasalnya, fasilitas pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang dibangun sejak Agustus 2021 ini telah dipelaspas pada Rahina Purnama Kasanga, Senin (6/3).

Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih ini sebagai implementasi dari visi pembangunan Bali, yaitu “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Total anggarannya sampai tahun 2023 ini adalah Rp 911 miliar, yang bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebanyak Rp 427 miliar dan dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali sebesar Rp 483 miliar. Keberhasilan Gubernur Koster membangun perlindungan kawasan suci Pura Agung Besakih ini pun diapresiasi.

Rektor UNHI Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., mengatakan dibangunnya fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang telah diplaspas ini menunjukkan bahwa Gubernur Koster berkesadaran penuh membangun Bali bermula dari hulu. Apalagi, sejak lama Kawasan Pura Agung Besakih telah menghadapi permasalahan sangat serius. Dimana, pada palemahan terjadi pembiaran atas kesemrawutan. Seperti, warung dan toilet yang tidak tertata dan kumuh, tidak tersedia drainase, sampah tidak terkelola, macet, tempat parkir tidak memadai, dan tidak tersedia tempat pasandekan. Kondisi ini telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun.

Baca juga:  Primakara University Apresiasi Konsep Ekonomi Kerthi Bali Gubernur Koster

Menyikapi kondisi tersebut, Prof. Damriyasa mengungkapkan bahwa keberanian Gubernur Koster menyelenggarakan pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih sebagai prioritas dalam pelaksanaan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Pasalnya, pada tahun 2021 Pemerintah Provinsi Bali sedang mengalami keterbatasan anggaran akibat pandemi Covid-19. “Namun berkat komitmen kuat dan niat mulia Gubernur Bali, Wayan Koster telah terbuka jalan mendapat sumber anggaran, sehingga pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih terwujud sesuai rencana,” ujar Prof. Damriyasa, Selasa (7/3).

Guru Besar Unud jebolan Jerman ini, mengatakan bahwa Pelindungan Kawasan Suci Besakih merupakan pembangunan bersejarah, fundamental, dan monumental, sekaligus menjadi salah satu 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru. Apalagi, pembangunan ini merupakan komitmen kuat dan upaya mulia Gubernur Koster. Sehingga, pembangunan ini terwujud dengan mendapat dukungan dan partisipasi Pemerintah Pusat serta berbagai komponen masyarakat Bali.

Baca juga:  Cegah Stunting, Dinas Perikanan Badung Gelar Kegiatan Gemarikan di Cemagi

Menurut Prof. Damriyasa pembangunan ini memberi manfaat yang sangat nyata bagi umat Hindu dan masyarakat umum. Baik di Bali maupun di luar Bali dalam melaksanakan upakara dan upacara suci di Pura Agung Besakih. Sehingga, memberikan kenyamanan dan keamanan umat Hindu dalam melaksanakan upakara dan upacara dresta Bali di Pura Agung Besakih menjadi prioritas yang harus difasilitasi oleh pemerintah. “Karya adiluhung ini menjadi kebanggaan yang membahagiakan, diwariskan sepenuhnya kepada seluruh generasi umat Hindu dan masyarakat Bali,” tandas Prof. Damriyasa.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan “Kun” Adnyana, S.Sn.,M.Sn., mengatakan upakara pamlaspas pembangunan fasilitas Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih merupakan upacara penyucian dan pemuliaan secara niskala atas mahakarya pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang meliputi restorasi tempat suci Pura Manik Mas, Pura Melanting Manik Mas, Palinggih Tulak Tanggul, dan bangunan Patung Padma Bhuwana di Bencingah. Berikutnya pembangunan Gedung Parkir, Balai Pesandekan, dan juga fasilitas toko yang akan mewadahi produk IKM/UMKM.

“Upacara-upakara suci Pamlaspas yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bali ini, merupakan penanda niskala, sebelum akan diresmikan secara sakala untuk mulai difungsikannya seluruh fasilitas baru tersebut. Ini tentu merupakan hadiah berharga dan penting akhir masa jabatan periode pertama Gubernur Bali, Wayan Koster,” ujarnya.

Baca juga:  Sebanyak 328 Desa/Kelurahan di Bali Rawan Banjir

Prof. “Kun” Adnyana, mengungkapkan bahwa pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang diinisiasi Gubernur Koster benar-benar berawal dari hulu. Yaitu, puncak kesucian dan kesakralan Bali, yakni Pura Agung Besakih dengan Gunung Agung (Giri Tohlangkir). Pola pembangunan dari hulu ini, secara spiritual membangkitkan energi positif yang terbangunnya Tatanan Bali Era Baru hingga ke hilir, yaitu ke kehidupan sakala. Seperti, pembangunan infrastruktur jalan (shortcut), pelabuhan, hingga Kawasan Pusat Kebudayaan Bali. “Membangun Perlindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih bukan hal mudah, tidak semua pemimpin mampu melakukannya. Gubernur Koster dengan bijak, fokus, dan tulus menyelenggarakan pembangunan hingga selesai tepat waktu. Sekali lagi ini hadiah yang sangat berharga bagi seluruh masyarakat Bali. Kita bersyukur dan memberi apresiasi yang tinggi atas keberhasilan Gubernur Koster ini,” pungkasnya. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN