DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah mulai membaiknya sektor pariwisata, peningkatan trafik penerbangan juga menunjukkan tren positf. Kondisi ini membuat pelaku industri mulai melakukan ekspansi.
Diungkapkan Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Bali, Simon Purwa, pandemi membuat keseimbangan dan memperbaiki harga tiket penerbangan. Saat ini ia melihat harga tiket mulai turun seiring bertambahnya jumlah penerbangan.
Dengan kembalinya pasar, walaupun ada isu krisis tapi disebutnya jumlah uang yang ada tetap sama. “Cuma siapa yang megang? Saat ini uang itu banyak dikuasai milenial. Maka mereka yang akan terbang. Merekalah yang menjadi market kami,” kata Simon yang juga Direktur Citilink Corner Bali Nusra, Rabu (8/3).
Ia berharap pihaknya dapat mengambil porsi dari peredaran uang yang mulai tumbuh saat ini. Caranya dengan melakukan terobosan dan ekspansi, salah satunya membuka Citilink Corner Bali Nusra di Denpasar.
Soal meningkatnya trafik penerbangan ini, Vice President Sales and Distribution Citilink Indonesia, Emir Bustamam, mengatakan sebelum pandemi bisa mencapai 350 per hari untuk semua rute. Di saat pandemi bahkan sampai nol.
Kondisi terparah terjadi pada 2020. “Pada 2018 trafik penerbangan bisa mencapai 350, 2019 turun, 2020 sempat nol. Lalu pascadiperbolehkan mulai terbang kembali, trafik perlahan naik dari 150 per hari menjadi 200 dan kini trafik mencapai 270 saat weekend. Makanya kita saat weekend tambah penerbangan,” ujarnya.
Khusus dari dan ke Bali, sampai dengan saat ini Citilink memiliki 40 frekuensi yang melayani rute menuju Jakarta (Cengkareng dan Halim Perdana Kusuma), Surabaya, Bandung, Ujung Pandang, Balikpapan, Lombok Praya, Tambolaka, Labuan Bajo dan Dili (Timor Leste).
“Kapan kembali ke traffic normal, itu tergantung tingkat kemampuan masyarakat untuk membeli transportasi. Kita harus detail melihat berapa banyak demand agar pendapatan engga loss,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)