YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Gunung Merapi meluncurkan awan panas sebanyak 24 kali sejak pukul 12.12 WIB hingga 16.00 WIB atau 4 jam pantauan. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan awan panas dari Gunung Merapi pada Sabtu (11/3) memiliki jarak luncur sejauh 4 kilometer ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso saat konferensi pers virtual dipantau di Yogyakarta, dikutip dari Kantor Berita Antara, setidaknya intensitasnya terbesar kedua setelah (erupsi) pada 27 Januari 2021. Saat itu rentetan awan panasnya sebanyak 52 kali ke arah Kali Boyong.
Menurutnya, awan panas guguran itu terekam di seismograf dengan amplitudo antara 25-70 mm dan durasi 128-458 detik. Agus mengatakan hujan abu tipis akibat erupsi Merapi itu dilaporkan terjadi di sektor barat laut-utara dengan intensitas bervariasi yang di antaranya mencapai Kota Magelang, Jawa Tengah.
Sebaran abu juga dilaporkan menjangkau hingga wilayah Wonosobo, Jawa Tengah atau mencapai 33 km dari puncak Merapi. “Jauhnya sebaran abu Merapi ini tidak berarti kemudian erupsinya sangat besar karena ini tergantung kekuatan angin juga tapi memang intensitasnya saat ini terhitung cukup besar,” kata dia.
Hingga saat ini, Budi mengatakan BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km). Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, Agus mengatakan, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. (kmb/balipost)