Gubernur Koster tampak mendampingi Presiden Joko Widodo saat meresmikan Fasilitasi Kawasan Suci Pura Agung Besakih. (BP/Ist)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) didampingi Gubernur Bali, Wayan Koster meresmikan Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang ditandai dengan pemukulan kulkul dan penandatanganan Prasasti di depan Candi Bentar Margi Agung, Senin (13/3). Kehadiran Presiden Jokowi didampingi Gubernur Koster dan Wagub Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) di Kawasan Suci Pura Agung Besakih ini disambut oleh Tari Pendet dan Tari Baris Bandana Manggala Yudha. Ribuan masyarakat Bali yang hadir turut juga menyapa kehadiran orang nomor satu di Republik Indonesia ini.

Presiden Jokowi dalam sambutannya yang didampingi penari Baris Bandana Manggala Yudha menyampaikan bahwa ia sangat bahagia berada di Kawasan Suci Pura Agung Besakih, Pura yang sangat disucikan bukan hanya oleh Umat Hindu di Bali, tetapi juga oleh Umat Hindu di seluruh Nusantara.

Pura yang suci ini harus dijaga dan dirawat dengan penuh hormat. Sehingga, Umat Hindu dan pengunjung yang datang ke Pura Agung Besakih bisa merasakan aura kesuciannya. Karena dengan terjaganya kesucian, terjaganya kebersihan, terjaganya kerapian sekaligus juga menjadi tempat yang indah.

“Saya tahu sejak dulu, pengunjung di Pura Agung Besakih ini sangat banyak dan selalu ramai, apalagi kalau sedang ada Upacara Ida Bhatara Turun Kabeh yang diselenggarakan setiap Sasih Kadasa. Umat Hindu dari berbagai penjuru akan berbondong-bondong datang untuk melakukan persembahyangan, tidak hanya yang berasal dari Bali, tetapi dari seluruh tanah air Indonesia,” ujar Presiden Jokowi.

Baca juga:  Modal Dasar Pemerintahan Baru

Presiden Jokowi mengatakan, kedatangan Umat Hindu dan pengunjung yang semakin banyak tanpa diimbangi dengan penataan dan tanpa ada antisipasi kedepan akan menimbulkan kesembrawutan dan ketidaknyamanan. “Oleh sebab itu, pada Tahun 2021 saya perintahkan dan saya minta kepada Menteri PUPR, Pak Basuki untuk melakukan penataan di Kawasan Suci Pura Agung Besakih ini bersama-sama dengan Gubernur Bali, Wayan Koster yang penataannya dilakukan di Area Bencingah dan Area Manik Mas dengan membangun berbagai infrastruktur pendukung, agar masyarakat semakin nyaman saat bersembahyang dan Pura Agung Besakih tetap terjaga kesuciannya,” tandas Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, membangun fasilitas yang bagus dan megah akan lebih mudah dari pada mengelola dan merawatnya. Untuk itu, Presiden Jokowi benar-benar titip agar fasilitas yang sudah dibangun oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Bali ini dengan dana yang sangat besar harus diikuti dengan pengelolaan yang baik dan profesional. Harus disiapkan manajemen dengan kompetensi yang baik, sehingga mampu menjembatani berbagai kepentingan-kepentingan yang ada. “Libatkan juga Desa dan Desa Adat Besakih, beri kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi. Itu saja yang Saya sampaikan, maka dengan memohon restu Hyang Widhi Wasa Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih oada siang hari ini, Saya nyatakan diresmikan,” pungkas Presiden ke-7 Republik Indonesia ini yang disambut tepuk tangan.

Gubernur Koster dalam laporannya menyampaikan atas nama Pemerintah Daerah dan Masyarakat Bali, ia mengucapkan selamat datang, serta menghaturkan terima kasih atas perkenan Presiden Jokowi beserta Ibu Negara menghadiri Acara Peresmian Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih, di Kabupaten Karangasem, Bali.

Baca juga:  Regulasi Internet Diminta Perhatikan Kepentingan Konsumen

“Kami melaporkan, Pura Agung Besakih yang terletak di lambung Gunung Agung, merupakan tempat pemujaan utama, Pura Kahyangan Jagat terpenting dan tertinggi di Bali. Sejumlah teks susastra Bali, baik yang disurat dalam lontar maupun prasasti tembaga atau kayu, menyebut Gunung Agung dengan nama Tolangkir, yang berarti; “Dia Yang Mahatinggi, Mahamulia, sekaligus Mahaagung”. Pura Agung Besakih disebut sebagai “huluning Bali Rajya”, hulu Kerajaan Bali, sekaligus juga “madyanikang bhuwana”, pusat dunia. Karena itu, Besakih pada masa kerajaan Bali Kuno dikategorikan sebagai kawasan hila-hila hulundang ing basukih, yang berarti kawasan suci tempat memohon kerahayuan hidup (basuki) di hulu Bali, yang dilarang, dipantangkan (hila-hila) untuk dilalui atau dimasuki secara sembarangan oleh siapa pun,” ujar Gubernur Koster.

Gubernur Koster mengungkapkan bahwa sejak lama fasilitas yang ada di Kawasan Suci Pura Agung Besakih menghadapi masalah serius dengan kondisi parah. Kondisi yang buruk ini membuat suasana kurang nyaman dan aman bagi masyarakat dalam melaksanakan persembahyangan. Oleh karena itu, pihaknya berupaya membangun Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih secara komprehensif. Tampilan bangunan fasilitas terlihat sangat megah dan berkualitas, sehingga harmonis terhadap kesucian, keagungan, dan keindahan Pura Besakih, serta Gunung Agung.

Total anggaran yang diperlukan untuk pembangunan semua fasilitas sebesar Rp 911 miliar, bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp 428 miliar dan APBD Semesta Berencana Provinsi Bali sebesar Rp 483 miliar. Pembangunan dimulai pada tanggal 18 Agustus 2021, ditandai dengan Peletakan Batu Pertama oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.

Baca juga:  Aremania Minta Keadilan ke Presiden Joko Widodo

Dikatakan, pembangunan ini bisa terwujud atas perhatian dan dukungan kuat Presiden Jokowi, sangat monumental dan bersejarah, yang memberi manfaat besar bagi masyarakat Bali dalam melaksanakan Upakara dan Upacara, serta akan menjadi warisan dan kenangan bagi generasi masa depan, sekaligus sebagai salah satu Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru. ”Sehubungan dengan itu, kami menghaturkan terima kasih kepada Bapak Presiden, terima kasih juga kepada Bapak Menteri PUPR, beserta Menteri Kabinet Indonesia Maju,” ucap Murdaning Jagat Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini yang disambut apresiasi tepuk tangan.

Peresmian Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang merupakan momen bersejarah bagi Peradaban Tatanan Kawasan Suci Pura Agung Besakih Dalam Bali Era Baru ini juga dihadiri langsung oleh Ida Sulinggih dan Pamangku, Ibu Negara, Iriana Joko Widodo bersama Ny. Putri Suastini Koster, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama, Anggota DPD RI, Made Mangku Pastika dan Anak Agung Gede Agung, Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Bupati Karangasem, Gede Dana, Bupati/Walikota se-Bali, Forkompinda se-Bali, dan Krama Bali. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN