MANGUPURA, BALIPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, melakukan kajian terhadap jebolnya seawall (tanggul pembatas) di sisi barat Pantai Pandawa, Desa Kutuh. Hasilnya, tim Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) setempat panjang tanggul yang jebol sekitar 100 meter ini mendesak untuk diperbaiki agar tidak semakin parah.
Kalaksa BPBD Badung, Wayan Darma saat dikonfirmasi Selasa (14/3), mengatakan, pihaknya telah turun ke lapangan meninjau bencana tersebut. Hasil kajian terkait kerusakan dan rekomendasi telah disampaikan kepada pimpinan, yakni Bupati Badung.
“Kami BPBD melakukan tugas sesuai kewenangan yang ada, yakni melaksanakan kajian obyek bencana. Setelah itu kami membuat rekomendasi kepada Pimpinan (Bupati Badung -red) melalui Bapak Sekda, untuk dapat diturunkan instruksi oleh Bapak Bupati Badung kepada OPD terkait, yakni Dinas PUPR,” ungkapnya.
Menurutnya, hasil kajian tim Jitupasna perlu adanya pembangunan pelindung pantai dengan kajian teknis rinci dari dinas PUPR Badung. “Saat ini kami sedang mengkondisikan di dalam penganggaran untuk perbaikan yang dilakukan oleh PUPR nantinya,” ujarnya.
Dikatakan, BPBD Badung telah mengeluarkan rekomendasi untuk segera (urgent) dan mendesak dilakukan perbaikan serta mitigasi bencana serupa dengan pembangunan penahan gelombang air laut. Selain itu juga direkomendasikan pemulihan fungsi sarana wisata yang tergerus ombak. “Hasil kajian diperkirakan kurang lebih perlu dana Rp 3,6 miliar untuk perbaikan dan pemulihan Pantai Pandawa,” ucapnya.
Seperti diketahui, cuaca ekstrem yang disertai gelombang laut tinggi memang cukup berdampak pada sejumlah pesisir pantai di Badung. Selain menimbulkan abrasi parah di Kuta, Nusa Dua, Kelan, dan Tanjung Benoa, fenomena alam ini membuat seawall (tanggul pembatas) di sisi barat Pantai Pandawa, Desa Kutuh, jebol. Khawatir kondisi ini semakin parah, desa adat dan pengelola pantai langsung melaporkan kerusakan tersebut ke pihak terkait. Karenanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida langsung turun ke lokasi. (Parwata/Balipost)