Para nasabah mengantre di luar kantor cabang Silicon Valley Bank di Wellesley, Massachusetts, AS, 13 Maret 2023. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak untuk berhati-hati dengan kegentingan ekonomi global. Hal ini setelah kebangkrutan dua bank besar di Amerika Serikat, yaitu Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.

Dilansir dari Kantor Berita Antara, Rabu (15/3), Presiden mengutarakan bahwa kebangkrutan bank di Amerika ini sangat tidak terduga. Jokowi mengatakan bahwa kebangkrutan bank yang banyak mendanai perusahaan rintisan itu kemudian menjadi perhatian negara-negara dunia.

Baca juga:  Tahun Ini Jumlah Pemudik Diprediksi Capai 190 Juta

Kebangkrutan bank tersebut, kata Jokowi, menimbulkan kengerian di pasar keuangan dunia. “Semua negara sekarang menunggu efek domino akan ke mana,” kata dia.

Oleh karena itu, Jokowi menekankan, Indonesia harus tetap berhati-hati, termasuk dalam penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar tidak tergantung dengan produk dan pihak asing. Kepala Negara menyinggung pendapatan negara dalam APBN berasal dari pajak rakyat, deviden BUMN, royalti pertambangan, dan sumber lainnya dalam penerimaan bukan pajak.

Baca juga:  Tahun Ini, Ada 17 Proyek Bendungan Diselesaikan

Dana dari APBN yang terkumpul tersebut, kata Jokowi, tidak tepat jika banyak yang dibelanjakan untuk produk impor. “Kemudian kita belikan produk impor. Kemudian kita belikan produk buatan luar negeri. bener? bener? inilah yg selalu saya ingatkan,” kata Presiden Jokowi.

Kebangkrutan SVB merupakan kegagalan bank terbesar di AS setelah krisis pada 2008 yang disebabkan kejatuhan Lehman Brothers akibat kredit macet perusahaan properti dan real estate. Regulator Perbankan AS di California telah menutup SVB untuk melindungi simpanan nasabah dalam kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan AS.

Baca juga:  Bank BPD Bali Dorong Produktivitas dan Dongkrak Hasil Pertanian lewat KUR Pertanian

Krisis modal di SVB juga disebut telah menekan saham bank-bank secara global. Setelah SVB ditutup, regulator di AS juga menutup Signature Bank karena ketakutan kegagalan sistemik yang serupa dengan SVB. Siganture Bank telah menjadi sumber pendanaan yang populer bagi perusahaan mata uang kripto. (kmb/balipost)

BAGIKAN