DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam rangka memperingati hari raya Nyepi Tahun Baru Çaka 1945 dan memasuki bulan Ramadan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memproyeksikan kebutuhan uang tunai meningkat sebesar 5% yaitu dari Rp2,829 triliun pada 2022 menjadi Rp2,9 triliun pada 2023.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Minggu (19/3) mengatakan, transaksi digital berbasis QRIS juga mengalami peningkatan dari Rp104,3 miliar pada Januari 2022 menjadi Rp383 miliar pada Januari 2023 atau meningkat sebesar 267% (yoy). Ia menyampaikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan uang tunai dengan jumlah yang cukup dan jenis pecahan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, Bank Indonesia telah menyediakan uang tunai sebesar Rp4,364 triliun atau 1 ½ kali dari kebutuhan masyarakat.
Selama perayaan Nyepi, BI tidak melakukan kegiatan operasional pada hari Selasa – Kamis, 21- 23 Maret. Dengan demikian, kegiatan layanan penarikan dan penyetoran kas perbankan, serta kegiatan pertukaran warkat debet (Cek/Bilyet Giro), ditiadakan.
BI Bali akan kembali membuka layanan seperti biasanya pada Jumat, 24 Maret 2023. Sarana penarikan tunai dan kegiatan transaksi lainnya dengan menggunakan mesin ATM, secara umum dan secara bertahap pada hari Selasa, 21 Maret 2023 mulai pukul 10.00 Wita, dinonaktifkan/tidak beroperasional. Selanjutnya, sarana mesin ATM akan kembali beroperasi seperti biasanya mulai hari Kamis, 23 Maret 2023 pada pukul 07.00 Wita.
“Sehubungan dengan hal tersebut, untuk pemenuhan kebutuhan uang tunai di masyarakat, kami mengimbau agar dapat dilakukan sebelum jadwal penonaktifan mesin ATM oleh perbankan. Selain itu, untuk penyelesaian transaksi lainnya dapat dilakukan secara non-tunai melalui Internet Banking/Mobile Banking,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)