Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) melepas Tukik di Pura Segara Dalem Ped, Nusa Penida sebagai pelaksanaan perayaan Rahina Tumpek Uye, Sabtu (25/3). (BP/Ist)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) bersama Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, dan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Bali serta Kabupaten Klungkung melaksanakan perayaan Rahina Tumpek Uye dengan Upacara Segara Kerthi, yang bertempat di Pura Segara Dalem Ped, Nusa Penida-Klungkung, Sabtu (25/3). Rangkaian perayaan Rahina Tumpek Uye yang dilaksanakan secara serempak di seluruh Bali ini, diawali kegiatan niskala dilanjutkan kegiatan sakala.

Pemerintah Provinsi Bali melaksanakan kegiatan secara niskala berbentuk penyucian laut, otonan sarwa wewalungan (binatang), dan persembahyangan Tumpek Uye. Kegiatan sakala dilakukan dengan melepas tukik ke laut, melepas burung ke habitatnya,vaksinasi anjing dan sapi, serta resik sampah di sekitar pantai.

Pemerintah Provinsi Bali memilih lokasi Pulau Nusa Penida sebagai tempat perayaan Rahina Tumpek Uye. Karena di pulau ini tersimpan berbagai misteri suci tentang penyucian binatang dan laut. “Dengan memohon anugrah kehadapan Ida Sesuhunan yang berstana di semua tempat suci yang ada di Nusa Penida, kita akan diberikan jalan terang menapaki kehidupan guna mewujudkan Bali Era Baru”, tandas Wagub Cok Ace.

Baca juga:  PSSI Pusat Pertimbangkan Pelaksanaan Kompetisi Liga 3

Wagub Cok Ace menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama dan gotong royong berbagai pihak dalam penyelenggaraan acara tersebut. Menurut Wagub Cok Ace, Rahina Tumpek Uye yang juga disebut Tumpek Andang/Tumpek Kandang dimaknai sebagai hari suci untuk memuliakan binatang/satwa (otonan sarwa wewalungan). Mengapa binatang dimuliakan, karena dalam kepercayaan orang Bali binatang adalah saudara kita, bahkan mereka lebih dulu menghuni bumi ini dibandingkan manusia. Selain itu, keutamaan binatang adalah ia selalu mengabdikan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.

Binatang memiliki tempat hidup di darat, di udara, dan juga di laut. Perayaan Tumpek Uye kali ini diadakan di laut dengan upacara Segara Kerthi, memahami laut sebagai muara segala kehidupan (campuhan sarwa prani). Laut merupakan habitat beraneka jenis satwa, sumber kehidupan dan penghidupan bagi manusia, sehingga wajib kita lindungi bersama.

Baca juga:  Wagub Buka Musda XI PPM Bali

Lebih jauh, Wagub Cok Ace menjelaskan bahwa pentingnya melakukan pemuliaan terhadap binatang dan pelindungan terhadap laut harus disosialisasikan secara masif agar dipahami, dihayati, serta dilaksanakan secara konsisten, berkelanjutan, dengan tertib, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh masyarakat Bali.

Oleh sebab itu, Gubernur Bali, Wayan Koster telah menginstruksikan seluruh komponen masyarakat Bali, seperti pimpinan lembaga vertikal di Bali, walikota/bupati se-Bali, Bandesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Bandesa Madya Majelis Desa Adat Kota/Kabupaten se-Bali, Bandesa Alitan Majelis Desa Adat Kecamatan se-Bali, Pimpinan Lembaga Pendidikan se-Bali, Perbekel dan Lurah se-Bali, Bandesa Adat se-Bali, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan dan Swasta se-Bali, dan seluruh Masyarakat Bali untuk merayakan Rahina Tumpek Uye sebagai pelaksanaan Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru. “Marilah kita bergotong royong melaksanakan nilai-nilai adiluhung Segara Kerthi sebagai pelaksanaan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru,” ujar Wagub Cok Ace.

Baca juga:  Ini, Probabilitas Tingkat Kesembuhan COVID-19

Pemerintah kabupaten/kota se-Bali juga merayakan Rahina Tumpek Uye secara niskala dan sakala di tempat masing-masing. Demikian halnya lembaga vertikal, desa/kelurahan, desa adat, keluarga, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan dan swasta, serta masyarakat melaksanakan Rahina Tumpek Uye sebagaimana yang telah diatur dalam Instruksi Gubernur Bali Nomor 3 Tahun 2023.

“Saya berharap perayaan Rahina Tumpek Uye dan juga tumpek-tumpek yang lain agar dijadikan sebagai laku hidup oleh seluruh masyarakat Bali untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam lingkungannya,” pungkas Wagub Cok Ace seraya melepaskan tukik ke laut yang dibarengi oleh para undangan yang hadir.

Dalam acara yang juga dihadiri oleh masyarakat Nusa Penida, secara bersama-sama melakukan persembahyangan yang dipimpin oleh Ida Rsi Agung Pinatih Kusumayoga, dari Griya Kerta Yoga Tulikup, Gianyar, serta para Pemangku di Pura Dalem Ped, Nusa Penida. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN