Tangkapan layar - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi ketika menyampaikan paparan terkait hasil survei "Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik Dalam Dua Surnas Terbaru" seperti dipantau dari kanal YouTube Indikator Politik Indonesia di Jakarta, Minggu (26/3/2023). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Tingkat keterpilihan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) meningkat dari 8,8 persen menjadi 12,9 persen. Hal itu ditunjukan dari hasil survei Indikator Politik Indonesia, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (26/2).

“Erick naik, AHY sedikit naik. Erick naiknya agak tajam di sini, yang lainnya turun,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya terkait hasil survei “Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik Dalam Dua Surnas Terbaru”.

Baca juga:  IMF-WB, Pavilion Indonesia Hadirkan 150 UMKM

Burhanuddin menjelaskan, Erick Thohir adalah salah satu nama tokoh yang mendapatkan banyak kepercayaan dari masyarakat, terutama terkait kontestasi menjadi cawapres. “Terkait preferensi publik terhadap calon wakil presiden, Erick Thohir tampak menunjukkan perubahan paling positif ketimbang nama-nama lainnya,” tambahnya.

Menurut dia, hanya Erick Thohir yang menunjukkan peningkatan dukungan pada simulasi 18 nama semi terbuka, sementara nama lainnya cenderung stagnan. “Pada simulasi sembilan nama calon wakil presiden, Erick Thohir, Sandiaga Uno, dan AHY menunjukkan peningkatan dukungan; tapi Erick Thohir cenderung meningkat paling besar,” jelasnya.

Baca juga:  Bawaslu Kaji Dugaan Pelanggaran Kebocoran DPT Pemilu

Dalam temuan yang sama, apabila mengarah pada simulasi lima nama cawapres, maka hanya Erick Thohir yang menunjukkan perubahan positif, sedangkan nama lain cenderung stagnan atau melemah.

Jajak pendapat Indikator kali ini dilakukan dalam dua periode. Survei dilakukan pada periode Februari dan Maret 2023. Pada periode pertama, survei dilakukan pada 9-16 Februari dengan 1.220 responden. Periode kedua, jajak pendapat berlangsung pada 12-18 Maret dengan menempatkan 800 responden.

Baca juga:  Soal Vaksinasi Gunakan AstraZeneca di Sulut, Ini Rekomendasi Komnas KIPI

Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Pada periode pertama, asumsi metode simple random sampling dengan responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan, pada periode kedua memiliki toleransi kesalahan sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN