Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster ikut menari Pendet saat mengunjungi Yayasan Bali Kuna Santi (Jero Tumbuk) yang berlokasi di Desa Selat, Kabupaten Karangasem, Minggu (26/3). (BP/Ist)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster mengunjungi Yayasan Bali Kuna Santi (Jero Tumbuk) yang berlokasi di Desa Selat, Kabupaten Karangasem, Minggu (26/3). Tiba di lokasi, Ny. Putri Koster langsung menuju tempat dimana puluhan anak perempuan tengah belajar menari Pendet.

Terpanggil oleh jiwa seni yang sudah mendarah daging, Ny. Putri Koster pun langsung membaur dengan anak-anak, mengikuti irama gamelan. Kebetulan, Pendet merupakan salah satu jenis tari yang dikuasainya karena telah dipelajari sejak usia empat tahun.

Usai menari, perempuan yang juga selaku Manggala Utama Pasikian Paiketan Krama Istri (PAKIS) MDA Provinsi Bali ini bertegur sapa dan berbagi pengalaman dengan anak-anak yang belajar menari di yayasan tersebut. Selain menyaksikan anak-anak belajar menari, Ny. Putri Koster juga menyemangati anak-anak yang tengah berlatih nyurat aksara, gender, rindik hingga kelas yoga.

Baca juga:  Tujuh Pj Ketua TP PKK Dilantik, Ny. Putri Suastini Koster Terima Penghargaan

Ny. Putri Suastini Koster, mengatakan bahwa Pendet adalah tari Bali yang pertama kali ia pelajari. Seingatnya, ia mulai belajar menari sejak usia 4 tahun dan itupun hanya diiringi tingklik (alat musik sederhana yang terbuat dari bambu).

Menurutnya, konsistensi dalam mempelajari satu tarian sangat penting karena bermanfaat memperkuat penguasaan dasar-dasar tari, seperti agem, seledet dan lainnya. Bila dasar tari telah dikuasai, ia yakin akan mudah untuk mempelajari tari berikutnya. “Masuk ke jenjang SMP, barulah ibu mulai mempelajari Tari Legong Keraton,” ujarnya.

Berkunjung ke Jero Tumbuk dan menyaksikan anak-anak begitu bersemangat belajar menari, istri Gubernur Bali, Wayan Koster ini mengaku sangat lega karena yakin Tari Bali akan tetap lestari dengan proses regenerasi yang berjalan baik. Perempuan yang akrab disapa Bunda Putri ini mendorong anak-anak tetap semangat dalam mempelajari dan menekuni ragam seni dan budaya Bali. “Taksu Bali adalah seni, budaya, adat dan tradisi. Taksu Bali akan hilang bila seni, budaya, adat dan tradisi tak dilestarikan,” tandasnya.

Baca juga:  Hari Kedua Operasi Patuh Agung Didominasi Pelanggaran Tanpa Helm

Ditambahkan olehnya, kendati tiap anak nantinya menekuni profesi sesuai dengan cita-cita, penguasaan seni dan budaya tetap akan bermanfaat. “Misalnya ada yang menjadi dokter atau profesi lainnya. Tiba-tiba harus tugas ke luar negeri dan diminta menari, tentunya anak-anak akan bangga kalau bisa menari,” terangnya memberi contoh.

Pada kesempatan itu, Bunda Putri menyampaikan apresiasi atas kepedulian pihak-pihak yang terpanggil untuk membuat pusat pelatihan seni dan budaya. Ia menambahkan, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Koster juga menaruh perhatian terhadap upaya pelestarian seni, budaya dan tradisi. “Ada kegiatan Bulan Bahasa Bali dan Bapak Gubernur juga tengah menggarap Pusat Kebudayaan Bali yang nantinya menjadi tempat pementasan seni dan budaya Bali dengan ribuan penonton,” pungkasnya.

Baca juga:  Gerakan PKK Harus Bekerja Nyata di Masyarakat

Sementara itu, Pendiri Yayasan Bali Kuna Santi, I Gusti Lanang Muliarta menyampaikan terima kasih atas kunjungan Ny. Putri Koster. Ia menerangkan, yayasan ini didirikan pada Agustus 2020 dan aktif bergerak dalam penguatan seni dan budaya. Yayasan ini membuka kelas menari, gender, nyurat aksara, rindik, mawirama hingga yoga. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN