DENPASAR, BALIPOST.com – Operasional Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang dibangun Kementerian PUPR di Denpasar, hingga kini belum berjalan seratus persen. Seperti keberadaan TPST Padangsambian Kaja yang belum ada mesinnya.
Padahal, pembangunan gedungnya atau hanggar sudah rampung. Demikian pula bangunan kantor pengelola sudah selesai dibangun.
Diharapkan operasional TPST ini bisa segera dilakukan. Sebab, pengoperasiannya akan mampu mengurangi persoalan sampah yang ada di Denpasar.
Anggota Komisi III DPRD Denpasar, A.A.Susruta Ngurah Putra, Selasa (28/3) mengatakan pihaknya sudah sempat meninjau TPST tersebut bersama rekan-rekannya lintas Komisi. Setidaknya ada tiga Komisi yang ada di DPRD sempat berkunjung ke TPST Padangsambian untuk melihat kondisinya. “Kami bersama tiga komisi datang melihat TPST di Padangsambian,” katanya.
Dalam kunjungannya tersebut, TPST yang dibangun di atas lahan seluas 8.795 meter persegi tersebut belum ada mesinnya. Karena itu, operasional TPST belum berjalan.
Pihak pengelola mengatakan operasional TPST ini akan dilakukan pada Juni 2023. “Kami minta setelah beroperasinya TPST ini, masalah sampah tidak akan ada lagi. Tumpukan sampah yang sering terjadi selama ini agar semua selesai. Jadi Denpasar harus bersih dari sampah,” harapnya.
Manajer Operasional TPST Padangsambian, Adrian Raditha mengatakan sebenarnya mesinnya sudah datang. Hanya, mesin tersebut akhirnya dipindah ke TPST Tahura sesuai dengan jenis sampah yang dikelola. Untuk TPST Padangsambian akan mengelola sampah kering.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau TPST Kesiman Kertalangu meminta agar TPST di Denpasar beroperasi 100 persen pada Juni 2023. Ketiga TPST tersebut meliputi TPST Kesiman Kertalangu, TPST Tahura Ngurah Rai 1 dan 2, dan TPST Padangsambian Kaja. Ia mengatakan kemampuan 3 TPST di Denpasar sekarang mencapai 1.020 ton per hari dan bisa ditingkatkan menjadi 1.500 ton per hari.
Sementara itu, Direktur PT CMPP, Made Wahyu Wiratma mengatakan, saat ini TPST yang sudah beroperasi adalah TPST Kesiman Kertalangu. Untuk kapasitas pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu sebanyak 450 ton per hari. “Per hari ini baru mampu mengolah 170 ton per hari dan selanjutnya secara bertahap akan terus ditingkatkan hingga menjadi 450 ton per hari,” katanya.
TPST Kesiman Kertalangu khusus mengolah sampah menjadi RDF yang beberapa hasilnya saat ini sudah diujicobakan di pembangkit listrik di Solo dan PLTU Jeranjang Lombok.
Sementara untuk TPST Tahura I akan mengolah sampah basah menjadi maggot untuk pakan ternak, pupuk dengan total kapasitas 370 ton per hari. Selanjutnya untuk TPST Tahura II akan mengolah kayu menjadi pelet dan pelet ini akan digunakan untuk bahan bakar TPST dengan kapasitas pengolahan 80 ton perhari.
Sedangkan untuk TPST Padangsambian Kaja, memiliki kapasitas pengolahan 120 ton per hari. (Asmara Putera/balipost)