NEGARA, BALIPOST.com – Paus Sperma yang ditemukan mati di Pantai Yeh Leh, Jembrana dikubur pada Minggu (9/4). Sebelum dikubur, tim yang dikoordinir DJPRL (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI melakukan nekropsi (bedah bangkai hewan) satwa laut yang dilindungi tersebut.
Hasil sementara tidak ditemukan tanda-tanda perburuan dan kemungkinan besar paus dewasa ini mati karena keracunan. Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSDPL) Denpasar, Permana Yudiarso, mengatakan dari hasil pemeriksaan awal ada beberapa luka namun bukan disebabkan tombak atau alat lain untuk perburuan.
Dari dalam tubuh, juga banyak didapati banyak cumi-cumi yang dimangsa paus. “Apakah ini keracunan? Kami akan teliti lebih lanjut di laboratorium Universitas Airlangga Surabaya, kemungkinan beberapa Minggu ke depan kita dapatkan hasilnya,” kata Yudiarso.
Namun yang pasti bukan karena diburu. Dan, kemungkinan sebelum terdampar paus sperma betina ini memangsa gerombolan cumi di perairan selatan Bali.
Kejadian paus terdampar mati ini merupakan yang keempat kalinya terjadi selama kurang dari sebulan di pesisir pantai di Pulau Bali. Yudi menyebutkan kemungkinan besar paus-paus mati ini diakibatkan kondisi laut dalam tidak normal. “Kondisi kesehatan itu sangat dipengaruhi makanan atau tempat hidupnya, secara persepektif umum ada sesuatu di perairan laut kita. Ketika paus sakit, ada sesuatu pada perairan kita,” katanya.
Namun, bukan berarti hanya di perairan Bali, karena jangkauan paus ini di perairan dalam sangat luas. Tetapi memang akhir-akhir ini di perairan Bali banyak ditemukan paus yang mati terdampar. Dari beberapa yang mati itu baik di Tabanan dan Karangasem kemungkinan penyebabnya sama karena sakit. (Surya Dharma/balipost)