Lokasi gempabumi tektonik mengguncang Bali Selatan, Senin (10/4). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Senin (10/4), pukul 08.36.20 dan 08.37.29 WITA, wilayah Samudera Hindia Selatan Bali diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,9 dan M5,0.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,66° LS ; 115,09° BT dan 9,66° LS ; 115,12° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 86 Km arah Selatan Kota Denpasar, Bali pada kedalaman 49 km dan 50 km.

Baca juga:  Kemenkes Akhirnya Akui Omicron Sudah Ditemukan di Bali

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., dikutip dari rilisnya, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah  Kuta, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah dengan skala intensitas III MMI. Sedangkan di daerah Kuta Selatan, Karangasem, dan Sumbawa Barat dengan skala intensitas II – III MMI. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” jelasnya.

Baca juga:  Pementasan Janger Kurang Memenuhi Pakem

Hingga pukul 08.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). “Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” paparnya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Penerimaan Devisa Jauh Lebih Rendah Dari Perkiraan
BAGIKAN