Direktur Utama RSUP Prof. Ngoerah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – RSUP Prof. Ngoerah merupakan satu-satunya rumah sakit di Bali, bahkan di Indonesia timur yang memiliki CT Scan dual source. Agar alkes canggih ini tidak mubazir, RSUP ini mulai melakukan pelatihan ke SDM-nya.

Direktur Utama RSUP Prof. Ngoerah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes., Jumat (14/4) mengatakan, alkes seperti CT Scan dual source ini memiliki kecepatan dan kualitas diagnose yang lebih baik. Maka dari itu, untuk mengoptimalkan alat canggih tersebut, SDM yang mengoperasionalkan dan menginterpretasikan citra dari alat tersebut, kemampuannya harus setara dengan alat tersebut. “Makanya perlu pelatihan memanfaatkan alat ini secara maksimal, agar alat ini dapat bermanfaat maksimal terhadap masyarakat pengguna layanan kita,” ujarnya.

Baca juga:  Kasus Keracunan, Polisi Periksa Penjual Nasi dan Tukang Masak

Mengingat RSUP Prof. Ngoerah merupakan rumah sakit rujukan terakhir, kasus yang tak bisa ditangani di rumah sakit daerah atau rumah sakit swasta, harus mampu diselesaikan di RS Prof. Ngoerah. Sehingga harus mampu mengembangkan teknologi canggih yang bisa menyelesaikan kasus sulit. “Penggunaan teknologi canggih harus disertai SDM yang kompeten dalam menggunakan teknologi tersebut,” imbuhnya.

Menurutnya, alat kesehatan canggih tersebut dapat dirasakan secara merata oleh semua pasien sesuai dengan kebutuhan pasien. “Ini salah satu CT Scan dual source  yang ada di Indonesia. Di Indonesia hanya ada 3-4 unit, dan di Bali satu-satunya. Selain CT Scan dual source, kami juga memiliki MRI 3 Tesla yang juga memerlukan pelatihan SDM agar dapat mengoperasikan secara optimal,” ujarnya.

Baca juga:  Puluhan Naker Migran dari Korea Pulang

Country Head of Siemens Healthineers Indonesia, Alfred Fahringer sebagai penyedia alat kesehatan tersebut mengatakan, alat CT Scan dengan teknologi dual source adalah teknologi yang dapat memberikan gambaran informasi lebih luas dan akurat terkait diagnose pasien. “Alat tersebut dapat menangkap pencitraan dalam tubuh pasien lebih luas seperti pada pasien anak – anak yang cukup aktif bergerak, dengan alat ini bisa diambil gambar yang jelas untuk menghasilkan informasi yang dicari untuk memberi diagnosis,” jelasnya.

Baca juga:  Kebakaran Gudang Elpiji di Jalan Cargo, Seorang Korban Meninggal Dunia

Menurutnya, tidak hanya sebagai penyedia alkes, ia juga turut berkontribusi memberikan pelatihan terhadap cara penggunaan alat tersebut. “Yang lebih penting adalah untuk membantu tugas RSUP Prof Ngoerah sebagai RS utama di Indonesia timur. Kasus yang sulit bisa ditangani di sini dengan bantuan alat. Kami tidak fokus pada alkes, kami ingin berkontribusi pada sistem kesehatan di Indonesia baik SDM, system dan kolaborasi dengan BPJS Kesehatan,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)
Ket foto: dr. I Wayan Sudana, M.Kes.

BAGIKAN