DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah melandainya kasus COVID-19, sejumlah kegiatan masyarakat kembali berlangsung normal. Tidak kecuali kegiatan adat dan agama yang sempat dibatasi pada pandemi sejak dua tahun lalu.
Kini, pemerintah telah mencabut juga kebijakan PPKM sejak beberapa waktu lalu. Kondisi ini disambut gembira sejumlah kalangan, karena sudah bisa menggelar kegiatan seperti semula. Seperti yang dilakukan Banjar Adat Kaja, Desa Adat Sesetan. Kegiatan budaya yang sempat dibatasi pelaksanaannya, kini kembali normal.
Kelian Adat Banjar Kaja, I Made Sudama beberapa waktu lalu mengatakan setelah tiga tahun ini tradisi hanya diadakan di dalam banjar, kini tradisi omed-omedan tersebut kembali digelar secara terbuka di depan bale banjar.
Omed-omedan tersebut juga akan melibatkan semua sekaa teruna yang sebelumnya peserta omed-omedan dibatasi jumlahnya. Begitu juga masyarakat yang ingin menonton kembali dibebaskan untuk datang seperti sebelum pandemi.
“Omed-omedan yang digelar saat ngembak geni sehari setelah hari raga Nyepi Tahun Saka 1945 tidak lagi dibatasi dan akan kembali seperti sebelum pandemi,” jelasnya.
Bahkan, pelaksanaan tradisi Omed-omedan ini juga dirangkai dengan Sesetan Haritage Omed-omedan Festival. Dimana, dalam festival tersebut ada beberapa rangkaian acara pendukung. Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival 2023 tersebut dibuka Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara yang ditandai dengan penancapan Kayonan, Kamis (23/3) di Banjar Kaja Sesetan.
Tradisi omed-omedan tersebut mengambil tema “Guna Dharma Kerti” yang mengandung makna Guna adalah Potensi diri, Dharma merupakan ajaran kebaikan, dan kerti adalah berkarya jadi Guna Dharma Kerti memiliki makna Potensi diri dengan ajaran kebaikan yang berlandaskan ajaran agama Hindu untuk selalu berkarya.
Ketua Panitia SHOF 2023, Diof Adi Pramana mengatakan, Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival Tahun 2023 merupakan kegiatan yang memiliki konsep festival seni dan budaya. Kegiatan ini telah diselenggarakan setiap tahunnya bertepatan dengan hari Ngembak Geni dan sudah berlangsung sebanyak 12 kali, namun pada tahun sebelumnya kegiatan ini sempat terhenti dikarenakan pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.
Pada 2023 saat Covid-19 mereda, Sekaa Truna Truni Satya Dharma Kerti menginginkan bangkit kembali untuk menyelenggarakan kegiatan ini dengan penuh rasa semangat dan untuk melestarikan tradisi Bali khususnya pada Banjar Kaja Desa Sesetan. (Asmara Putera/balipost)