Meningitis streptococcus suis merupakan meningitis bakteri akut zoonosis yang penularannya dari babi ke manusia. (BP/Dokumen)

GIANYAR, BALIPOST.com – Dua suspek Meningitis di Gianyar dilaporkan meninggal pada Jumat (21/4). Dikonfirmasi terkait hal ini, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, membenarkan.

Ia mengatakan dua orang suspek Meningitis ini berasal dari Telabah dan Singapadu. “Terkait 2 orang dari Telabah dan Singapadu yang meninggal hari ini, suspek Meningitis dengan penyakit penyerta/komorbid, serta salah satu hasil kultur darahnya negatif,” katanya.

Ia mengatakan selama bulan Januari hingga tanggal 21 April 2023, setidaknya ada 30 kasus suspek meningitis. Sebanyak 80 persen sudah dinyatakan sembuh dan 2 orang masih dalam perawatan.

Baca juga:  Puluhan Kasus Meningitis Ditangani Gianyar, Satu Meninggal dan 7 Dirawat Intensif

Lebih lanjut dikatakannya, berbagai langkah sudah dilakukan, baik dari Dinas Kesehatan maupun Dinas Pertanian yang sudah terintegrasi. Mulai dari PHBS yaitu pengolahan makanan hingga pengawasan ternak oleh Dinas Pertanian.

Ariyuni mengimbau kepada masyarakat apabila mengolah makanan agar dimasak dengan higienis dan matang.

Menyikapi munculnya sejumlah kasus suspek Meningitis, Pemerintah Kabupaten Gianyar menggelar rapat di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar, Jumat (21/4). Sekda Kabupaten Gianyar, Dewa Gede Alit Mudiarta mengatakan beberapa masyarakat Gianyar yang diberitakan terjangkit Meningitis karena makan lawar plek babi, belum bisa dipastikan penyebabnya babi. Karena hal tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut. “Banyak hal penyebab Meningitis, belum tentu hanya disebabkan babi, ada faktor-faktor lain,” ucapnya.

Baca juga:  Belasan Warga Diduga Meningitis Usai Konsumsi "Lawar Getih," Distan Karangasem Telusuri Sumber Ternak

Sekda menjelaskan bukan masalah babinya atau bahan bakunya, tapi bagaimana pengolahannya.

Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali, I Ketut Hari Suyasa dalam kesempatan yang sama mengatakan, semenjak merebaknya berita meningitis, masyarakat mengklaim daging babi penyebabnya. Sedangkan meningitis dapat disebabkan oleh banyak faktor bukan dari babi saja.

Ia berharap semua pihak tidak serta merta mengaitkannya dengan konsumsi babi, sampai memang betul terbukti disebabkan oleh babi. “Karena hal tersebut mengganggu perputaran ekonomi peternakan yang ada di Bali,” tegasnya. (Wirnaya/balipost)

Baca juga:  Gebyar Makan Babi di Rumjab Wabup Sanjaya
BAGIKAN