Foto arsip - BMKG memprediksi sebagian wilayah Bali mengalami hujan pada Rabu (20/6/2018). (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Masyarakat Bali diminta untuk mewaspadai potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir di sebagian wilayah pada periode 1-3 Mei. Potensi ini terjadi di seluruh wilayah Bali bagian utara, tengah, barat dan timur. Demikian disampaikan Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho, dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (1/5).

BMKG memprediksi bahwa hujan ringan sampai sedang akan mengguyur Bali Utara atau Kabupaten Buleleng secara merata pada Selasa (2/5) sejak siang hingga sore hari. Prakiraan cuaca yang sama juga terlihat untuk Bali bagian Tengah khususnya Kabupaten Bangli, di mana hujan ringan akan membasahi jalanan sekitar pukul 14.00 WITA.

Baca juga:  UMP Bali 2024 Segera Ditetapkan

Di sisi Barat, yaitu Kabupaten Tabanan dan Jembrana diprakirakan akan turun hujan ringan, hujan lebat, hingga hujan disertai petir secara tidak merata, yaitu mulai dari siang hari di Kecamatan Kerambitan, Penebel, Pupuan, Selemadeg, dan Baturiti, dilanjutkan sore hari di Melaya, Negara, Mendoyo, dan Pekutatan.

Sementara di sisi Timur Pulau Dewata yaitu Kabupaten Karangasem berpotensi berawan, dan sisanya cerah berawan hingga 3 Mei 2023.

Selain di darat, Cahyo juga mengimbau untuk waspada terhadap tinggi gelombang laut yang dapat mencapai dua meter atau lebih di Selat Bali bagian Selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian Selatan, Perairan Selatan Bali, dan Samudera Hindia Selatan Bali.

Baca juga:  Ribuan Warga Tumpah Ruah di Pembukaan Kesanga Festival

Secara keseluruhan berdasarkan prediksi cuaca BMKG untuk tiga hari di Bali adalah cuaca berawan dan adanya potensi hujan ringan dan sedang yang tidak merata. “Angin umumnya bertiup dari arah Timur-Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 4-36 km/jam, tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0,25-1,25 meter, di Perairan Selatan Bali berkisar antara 1-3 meter, di Selat Bali berkisar antara 05-2,5 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 0,75 – 2,5 meter,” ujar Cahyo.

Ia menjelaskan, kondisi ini terjadi akibat MJO di kuadran ke-3 berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, selain itu labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif skala lokal terdapat di wilayah Bali.

Baca juga:  Kembali Raih WTP, Gubernur Koster Tegaskan Komitmen WTP Berkualitas dan Esensial Untuk Masyarakat

“Suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 28-30 derajat celcius. Suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) di wilayah Bali, dan massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 meter),” jelasnya.

Dengan demikian, Cahyo mengimbau agar masyarakat waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, kilat atau petir. (kmb/balipost)

BAGIKAN