Tim Balai Veteriner (BVet) Denpasar melakukan pengambilan sampel kotoran babi di kandang milik PT ABS. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Pascamatinya ratusan babi milik PT ABS dan beberapa warga di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Dinas Pertanian dan Peternakan Buleleng bersama Balai Veteriner (BVet) Denpasar, melakukan pengambilan sampel kotoran babi, Sabtu (7/5). Hal ini untuk memastikan penyebab ratusan babi mati secara misterius.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan I Made Suparma, menjelaskan petugas melakukan pengambilan sampel berupa swab bekas kotoran yang masih menempel di kandang. Sampel ini nantinya akan diteliti lebih lanjut,apakah ini virus African Swine Fever (ASF) atau penyakit Meningitis.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Tunjukkan Kenaikan, Korban Jiwa Juga Dicatatkan

“Kami belum bisa memastikan penyebabnya apakah virus African Swine Fever (ASF) atau penyakit Meningitis, yang jelas kita masih menunggu hasil uji coba sampelnya,” imbuhnya.

Pascakejadian ini, pihaknya meminta, peternak agar selalu berkoordinasi, sehingga kejadian tersebut dapat ditangani dengan cepat dan dicegah lebih dini. Lanjut Suparma, kematian ternak babi itu terjadi secara  bertahap mulai dari Bulan Januari dengan total kematian 400-an ekor babi dari total 1.300 ekor babi yang dimiliki perusahaan itu. Sisa babi yang masih sehat lainnya telah dijual karena kondisinya dinyatakan masih layak untuk dikonsumsi.

Baca juga:  Dua Suspek Meningitis di Gianyar Meninggal

“Sebelum kejadian kematian ini dari pihak perusahaan mengaku sempat membeli bibit babi dari luar daerah Buleleng. Dalam perjalanannya ternyata babi tersebut mengalami diare, dan tidak nafsu makan sehingga mengalami kematian,” bebernya.

Suparma pun tak menampik, jika dari ciri-cirinya, diindikasikan dengan virus Hog Cholera atau dikenal dengan Classical Swine Fever (CSF). “Kondisi sekarang di kandang sudah tidak ada babi yang dipelihara karena dari pihak perusahaan masih takut terjadi seperti kejadian bulan kemarin,” jelasnya.

Suparma berharap langkah Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada pelaku usaha ternak babi di Buleleng tetap gencar dilaksanakan. Termasuk penanganan kandang babi yang harus rutin dibersihkan dan dibantu petugas terkait menyemprotkan disinfektan. Ia juga mengingatkan agar peternak memberikan asupan vitamin secara rutin selain upaya pencegahan berupa vaksinasi langsung ke hewan.

Baca juga:  Empat Hari, Australia Catatkan Kasus Omicron Harian Lebih dari 100 Ribu

“Beruntungnya, hingga saat ini sesuai dengan monitoring rutin yang dilakukan Distan Buleleng masih belum ada laporan kematian lagi dari peternak babi baik skala besar dan skala kecil yang dominan memelihara bibit babi lokal Buleleng,” imbuhnya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN