Wayan Rideng. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster, memaparkan konsep Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 di Hotel Trans Resort Bali, Badung, Bali, Jumat (5/5). Haluan Pembangunan Bali Masa Depan ini lahir berkat kepedulian Presiden ke-5 Republik Indonesia, Prof. Dr. (HC), Hj. Megawati Soekarnoputri yang mendorong Gubernur Koster untuk membuat roadmap pembangunan 100 tahun ke depan, bahkan lebih.

Masyarakat Bali pun mengucapkan terima kasih kepada Megawati Soekarnoputri. Apalagi, Haluan Pembangunan Bali ini berintikan 3 unsur utama, yaitu alam, manusia, dan kebudayaan Bali. Konsep Bali Masa Depan dirancang sesuai dengan pola Tri Samaya berisi untaian peradaban Bali Tempo Dulu (Atita), pencapaian Bali Masa Kini (Wartamana), dan Bali Masa Depan (Anagata), sampai tahun 2125.

Akademisi Hukum Universitas Warmadewa (Unwar), Dr. I Wayan Rideng, S.H., M.H., mengatakan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, merupakan hal yang sangat strategis dan monumental untuk keberlangsungan Bali. Selama ini, kita seakan-akan terlalu optimis, bahwa
Bali dengan segala isi yang ada, mampu tetap bertahan tanpa terlindas oleh arus globalisasi.

Baca juga:  Haluan 100 Tahun Pembangunan Gubernur Koster Harus Didukung Semua Pihak

Tentu ini bertolak belakang pada beberapa belakangan ini terjadi fenomena yang merupakan ancaman bagi keberlangsungan kehidupan dan penghidupan masyarakat Bali. Anugerah berupa kekayaan, keunikan,
keunggulan, dan keindahan alam, manusia, dan kebudayaan yang menjadi penciri terhadap kunjungan wisatawan, baik mancanegara dan domestik. Kondisi tersebut, menjadi pembeda terhadap daerah lain di keseluruhan Nusantara sebagai destinasi wisata.

Rideng mengakui bahwa konsep ini merupakan gagasan yang berlian dan cerdas yang digagas oleh Wayan Koster sebagai pemimpin Bali saat ini. Apalagi,
belum hilang dari ingatan kita semua, sebelumnya telah menunjukan keberhasilan atas perjuangannya untuk menggolkan Undang-Undang Provinsi Bali. Dengan terlebih dulu, menancapkan raihan capaian kinerja melalui 44 Tonggak Peradaban Penanda “Bali Era Baru”.

Seminar ini (Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125) dapat dimaknai sebagai bentuk kebangkitan dan rasa tanggung jawab
terhadap keberadaan melihat masa lalu, saat ini, dan masa mendatang.

Sehingga kita akan mampu mengkontenplasi sebagai upaya antisipasi terhadap tantangan yang dihadapi, tandas I Wayan Rideng. Sekprodi Doktor Hukum Unwar ini mengatakan kehadiran Megawati Soekarnoputri yang merupakan Presiden ke-5 RI dan juga kapasitas sebagai Dewa Pengarah BRIN menunjukan kepedulian dan komitmen kuat, dalam rangka untuk penyelamatan dan pelestarian adat, budaya, dan alam Bali.

Baca juga:  Cinta Ditolak, Timbul Niat Perkosa Karyawan Swalayan

Apalagi, sesuai arahannya telah mengingatkan pula para pimpinan Bali untuk memiliki kepekaan terhadap tiga hal, yaitu alam, manusia, dan kebudayaan Bali. Untuk itu, Rideng melihat sosok yang mampu melakukan pengejawantahan dengan start awal pelaksanaan hasil rumusan seminar untuk memberikan kesempatan kepada sosok Wayan Koster.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M., mengatakan bahwa konsep Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun ini sejatinya lahir dari pemikiran Megawati Soekarnoputri yang peduli terhadap keselamatan Bali ke depannya. Sebab, Megawati khawatir jika pembangunan Bali tidak dikonsep dari sekarang, maka kearifan lokal Bali akan tergerus.

Seperti halnya alih fungsi (konvensi) lahan yang sangat masif hingga saat ini. Apabila, hal ini tidak dipikirkan dari sekarang, maka pertanian Bali yang dikenal dengan subaknya akan hilang. Padahal, pertanian merupakan salah satu dasar dari kebudayaan Bali. Di samping juga karena agamanya.

Baca juga:  Keberlanjutan Kepemimpinan Gubernur Koster, Wujudkan Pemerataan Kesejahteraan di Bali

Tidak hanya itu, Prof. Raka Suardana juga mengapresiasi pemikiran Megawati yang meminta agar Pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Bali untuk menyetop izin pembangunan hotel di Bali. Sebab, wacana moratorium hotel telah sejak lama digaungkan.

Namun, masih tetap dilakukan dengan alasan menambah PAD masing-masing kabupaten/kota di Bali. Oleh karena itu, Prof. Raka Suardana mengapresiasi pemikiran dan kepedulian Megawati dan langkah Gubernur Koster yang memiliki konsep bagaimana pembangunan Bali hingga 100 tahun ke depan.

Hal ini penting dilakukan agar roadmap pembangunan Bali 100 tahun ke depan diketahui dengan jelas. Apalagi, arah visi pembangunan Bali melalui “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” dengan Sad Kerthinya sangat jelas dengan Ekonomi Kerthi Balinya. Sehingga, apa yang dipikirkan oleh Megawati gayung bersambut dengan visi Gubernur Koster. (kmb/balipost)

BAGIKAN