JAKARTA, BALIPOST.com – Umat Hindu hendaknya menjalankan Dharma Agama dan Dharma Negara dengan penuh kesadaran. Melaksanakan kewajiban sebagai umat beragama, dan pada saat yang sama menjaga serta menjunjung tinggi kehormatan negara dan bangsa, menjaga NKRI, Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya secara daring pada acara Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945 di Balai Samudera Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (12/5).
‘’Atas nama pemerintah dan pribadi, saya menyampaikan selamat Hari Suci Nyepi, tahun baru Saka 1945 kepada seluruh umat Hindu di seluruh Tanah Air Indonesia,’’ ujar Jokowi.
Kata Presiden, Hari Suci Nyepi merupakan momen penting untuk menjaga keseimbangan Bhuana Alit dan Bhuana Agung, serta mengingatkan umat untuk memperbaiki diri agar semakin baik. Sehingga terlahir kembali sebagai pribadi-pribadi yang baru, yang lebih mulia.
Lanjut Jokowi, kita patut bersyukur, karena pandemi COVID-19 dan berbagai tantangan sulit dapat ditangani dengan baik, sehingga masyarakat bisa beraktivitas kembali dan ekonomi mulai tumbuh. Situasi bangsa yang kondusif ini perlu dijaga bersama agar tetap sejuk dan damai, juga toleran dan saling menghormati.
Hal ini, menurut kepala negara, penting ditegaskan, karena Indonesia sudah memasuki tahun politik yang harus dijaga betul agar tidak merusak persatuan dan kesatuan bangsa. ‘’Karena itu saya mengajak umat Hindu di mana pun berada agar menjalankan Dharma Agama dan Dharma Negara dengan penuh kesadaran, melaksanakan kewajiban terhadap sradha bakti sebagai umat beragama, dan pada saat yang sama menjaga serta menjunjung tinggi kehormatan negara dan bangsa, menjaga NKRI, Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika,’’ ujarnya.
Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo juga menyampaikan selamat merayakan Nyepi Tahun Saka 1945 bagi segenap umat Hindu di seluruh penjuru tanah air. Menurut Bamsoet, demikian sapaan akrabnya, tema yang diangkat dalam Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945 ini sangat relevan, tatkala Indonesia memasuki tahun politik. Ia berharap masyarakat tidak boleh terjebak dalam polarisasi, dan melakukan pertentangan.
‘Dalam pesta demokrasi, diharapkan jangan sampai ujung-ujungnya saling tangis menangisi dan menimbulkan perpecahan. Kita boleh memilih calon pemimpin sesuai hati nurani masing-masing. Yang tidak boleh adalah saling menghujat dan memisahkan diri dari saudara, kawan dan seterusnya. Tunjukkan atau lampiaskan perbedaan aspirasi hanya di balik kotak pemilihan suara. Di luar itu mesti kembali tunjukkan persaudaraan, menjaga persatuan, bergandengan tangan dan menjaga kedamaian,” ajaknya.
Hadir dalam Dharma Santi Nasional ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspaoga, Menko PMK Muhadjir Effendi, Anggota DPD Dapil Bali, Arya Wedakarna, Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, AAGN Ari Dwipayana, Ketua PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, serta para undangan lainnya. (Subrata/kmb/balipost)