DENPASAR, BALIPOST.com – Konferensi Kesehatan bertaraf internasional akan diselenggarakan di Bali pada 10-13 November nanti. Konferensi yang mengundang 150 negara dengan peserta sekitar 3.000 tersebut akan membahas isu strategis seputar kesehatan.
Ketua Bali Tourism Board (BTB) Agung Partha Adnyana, Kamis (11/5), mengatakan di tahun ini akan ada dua event besar terkait kesehatan yang diselenggarakan di Bali. Yang pertama yaitu IAMRA (International Association of Medical Regulatory Authorities)
yang dilaksanakan di Nusa Dua pada 6-9 November. Sedangkan yang kedua adalah International Medical Conference (IMC) yang dilaksanakan di Sanur pada 10-13 November.
“Dari sisi jumlah peserta, IAMRA ditargetkan 500 orang sedangkan IMC sekitar 3.000. Itu baru partisipannya, belum keluarganya,” ujarnya.
Selain bertambahnya jumlah meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE) yang dilaksanakan di Bali, ia juga senang dengan pemilihan waktunya, yakni pada November yang merupakan low season. Ia memang berharap pada periode low season diisi dengan MICE. “Bali engga pernah kosong. Selain itu, saya juga senang karena event besar ini melibatkan Bacoma (Bali Convention Management, red) business local dan event internasional bisa digarap dengan Bali MICE Forum,” ujarnya.
Diungkapkannya, penyelenggaraan IMC akan menggunakan tempat konvensi baru yaitu Bung Karno Convention Center di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan (KEKK) Sanur. Dengan demikian, IMC merupakan event pertama menggunakan tempat tersebut. Sesuai target, tempat konvensi tersebut selesai pada Agustus.
Dengan adanya event besar ini di Sanur, ia optimis 7.000 kamar akan terisi.
Ketua IMC Bali 2023, Prof.Taruna Ikrar mengatakan, cikal bakal IMC akan lahir di Bali dan akan berkembang menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya. IMC merupakan gagasan dari pelaksanaan IAMRA di Bali. IAMRA merupakan organisasi resmi dunia untuk medical consul beranggotakan 149 negara. Diharap nantinya bertambah menjadi 194 negara.
Pada IMC akan diperkenalkan enam pilar transformasi kesehatan yaitu transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan. “IMC akan membahas tema Medical Tourism, 6 pilar transformasi kesehatan di Indonesia, tantangan pasca pandemi, penyakit yang akan berkembang ke depan, pengambilan keputusan medicine di saat disaster, topik itu akan menarik peserta untuk datang maka kami akan roadshow dalam negeri dan berbagai negara,” ujarnya.
Selain itu, berdasarkan data yang ada bahwa hampir 1,5 juta penduduk Indonesia yang kaya, pergi berobat ke luar negeri sehingga devisa hilang mencapai Rp145 triliun. Dengan nilai kehilangank tersebut ia berharap Bali bisa menjanjikan dan menarik orang-orang tersebut untuk berobat sambil berwisata sehingga potensi Rp 145 triliun tidak lari ke luar negeri. (Citta Maya/balipost)