Petugas membersihkan sampah kiriman yang menyerbu pesisir pantai di Badung. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Fenomena sampah kiriman kini melanda kawasan pantai timur Kabupaten Badung. Sejak sepekan lalu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung fokus melakukan penanganan sampah kiriman di kawasan pantai Tanjung Benoa dan Nusa Dua.

Koordinator Tim Evakuasi Dini Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, I Made Gede Dwipayana, Minggu (14/5), mengatakan, personel dan alat berat dikerahkan untuk menangani sampah kiriman di pantai timur.

Baca juga:  Kasus Korupsi Kredit Bank, Kejari Badung Eksekusi Tanah di Pejeng Kaja

Rata-rata dalam sepekan petugas menangani 20 ton sampah kiriman yang berupa rumput laut dan ganggang. “Kalau di pantai barat dominan berupa sampah kayu, ranting dan plastik. Tapi kalau di timur itu berupa rumput laut, ganggang, lumut dan sejenisnya. Karena sampah di pantai timur ini sifatnya mudah terurai, jadi kita kubur di pesisir agar tidak menimbulkan bau,” ujarnya.

Di sisi lain, fenomena sampah kiriman di pantai barat Badung yakni dari Pantai Cemagi hingga Jimbaran telah berakhir sejak akhir April lalu. Musim sampah kiriman di pantai bagian barat terjadi pada November 2022 sampai April 2023. Sampah kiriman dominan menyerbu pantai Samigita (Seminyak, Legian dan Kuta). Selama periode tersebut, pihaknya menangani 2.900 ton sampah.

Baca juga:  Dari Oknum PNS di Gianyar Ditangkap hingga Lima Besar Asal Wisman ke Bali

Penanganan sampah kiriman tersebut dilakukan dengan metode sebelumnya, yaitu dikumpulkan sementara di sejumlah stop over. Sampah yang terkumpul tidak langsung dibuang ke TPA Suwung, melainkan dipilah kembali. Hanya residu yang pada akhirnya dibuang ke TPA Suwung. (Parwata/balipost)

BAGIKAN