Bupati Jembrana, I Nengah Tamba. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Haluan Pembangunan 100 Tahun Bali Era Baru memiliki nilai sangat strategis dalam menjaga identitas manusia, kelestarian alam dan kebudayaan Bali. Lima tahun awal adalah masa penting meletakkan fondasi bagi jalan menuju 100 tahun ke depan. Keberlanjutan kepemimpinan Gubernur Bali saat ini lima tahun ke depan dapat memberi kepastian bagi ajegnya manusia, alam dan budaya Bali 100 tahun ke depan.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyambut baik dan
menilai Haluan pembangunan 100 tahun Bali Era Baru
yang dirancang Gubernur Bali Wayan Koster upaya yang luar biasa. Bali yang merupakan pulau kecil, indah dan estetik ini harus dijaga dan sangat perlu blueprint untuk tetap menjaga kondisinya tetap seperti sekarang ini.

Bupati Tamba yang getol dengan sektor UMKM dan
alam ini juga sangat mengharapkan Bali agar jangan sampai lenyap. Artinya, jangan sampai budaya yang membentuk karakter orang Bali terlebur dengan arus modernisasi. “Kita tidak tahu ke depan ini, untuk itu apa yang digagas Gubernur dengan blueprint 100 tahun itu sangat kami dukung. Untuk menjaga Bali yang asri dan seperti hari ini, kita dukung,” kata Bupati Tamba, Kamis (18/5).

Baca juga:  Gubernur dan Mega Sudah Pikirkan Masa Depan Bali

Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi mengatakan, dalam Haluan Pembangunan 100 tahun Bali Era Baru sudah diatur bagaimana ke depan dapat menjaga dan melestarikan kearifan lokal Bali. “Baik itu budayanya, alamnya pertaniannya, manusianya, sehingga Bali tetap dapat dijaga ke Ajeg-anya,”
ujarnya.

Tamba menekankan pentingnya menjaga alam melalui pengaturan di tata ruang. Termasuk wilayah Bali Barat khususnya Jembrana yang cenderung masih belum terjamah oleh modernisasi dan dominan pada sektor pertanian, perikanan dan perkebunan

Baca juga:  Haluan Pembangunan 100 Tahun, Upaya dan Harapan Memotret Bali Hingga 2125

diluar Pariwisata. Dalam Perda Tata Ruang yang
sudah ditetapkan, sebagai bagian dari Provinsi,
juga telah diatur perlindungan lahan sawah yang
ditetapkan berkelanjutan. Menurut Bupati Tamba, itu merupakan bagian yang menguntungkan Jembrana. “Bagaimana lahan sawah itu kita pertahankan, dan
daerah-daerah tertentu yang kami tentu sangat
membatasi. Bonus wisatawan ke Jembrana itu kita tunggu, tetapi apa yang ada di Jembrana saat ini itu kita jaga. Kombinasi yang bagus, dan kita tidak bisa mengandalkan pariwisata saja. Sehingga apa yang dirasakan saat ini oleh masyarakat, bisa makan, bisa sekolah, berkebun, pertanian tetap kita pertahankan,” tegasnya.

Bonus pariwisata nantinya juga merupakan
bagian dari target Jembrana Emas 2026. Dan
Bupati Tamba menjamin pariwisata yang
dibangun bukan dengan mengeksploitasi alam.
Tetapi perpaduan modernisasi dan budaya yang
tetap dipertahankan dengan mengedepankan
local content. “Jembrana mengadopsi wisata itu
sebagai sesuatu out of the box. Berbeda dengan
Kabupaten lain, kita tidak mengeksploitasi alam,
dan saya jamin itu,” tegasnya.

Baca juga:  Dari Presiden Jokowi Batal Buka PKB hingga Subvarian Baru Ditemukan di Bali

Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi
mengatakan, dalam Haluan pembangunan 100
tahun Bali Era Baru ini juga sudah dipaparkan
bagaimana Bali jaman dulu, Bali jaman sekarang ini dengan berbagai macam tantangan dan permasalahan serta bagaimana konsep Bali di masa depan. “Kita berharap konsep yang nanti dituangkan dalam peraturannya ini dapat menjaga Bali dari berbagai pengaruh luar yang dapat menghilangkan budaya alam dan manusianya yang adiluhung, saya pribadi tidak ingin Bali ini sama nasibnya seperti Betawi di Jakarta,” pungkasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN