gabah
Gabah yang sedang dikeringkan. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Produksi gabah di Kabupaten Badung tahun ini khususnya hingga Mei, mencapai 4.988,12 ton. Jumlah yang setara dengan 3.123,06 ton beras ini dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Gumi Keris.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Kadispertan) Kabupaten Badung I Wayan Wijana mengatakan, cuaca panas tidak berpengaruh pada produksi gabah. “Sampai saat ini belum berpengaruh terhadap produksi, karena pola tanam masih berjalan sesuai rencana,” kata Wijana, Senin (22/5).

Menurutnya, sebagian petani kini tengah memasuki tiga musim, yakni masa tanam padi, mengolah lahan pertanian, dan musim panen. “Sebagian besar sedang olah tanah dan musim tanam, sedangkan sekitar 1.100 hektar sedang musim panen,” ujarnya.

Baca juga:  Alih Fungsi Lahan dan Minimnya SDM Bayangi Pertanian Badung

Terkait produksi gabah selama 2023, terang mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung ini, saat ini mencapai 4.988,12 ton dari 1.113 hektar lahan pertanian. Sebelumnya, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mengatakan, pihaknya telah menyiapkan program kegiatan untuk membeli gabah petani di Badung melalui perumda pasar dan pangan.

Gabah nantinya diolah menjadi beras dan dikemas untuk didistribusikan kepada masyarakat dan pegawai Pemkab Badung. “Inilah salah satu upaya kita untuk membeli gabah petani, dan memproduksi beras sendiri. Mulai tahun 2023 ini kita sudah menyerahkan dana kepada perumda pasar dan pangan sebesar Rp30 miliar untuk membeli produksi petani Badung,” ujarnya.

Baca juga:  Selama Semester I 2024, Puluhan Sengketa Ketenagakerjaan Terjadi di Badung

Dijelaskan, hasil kajian bahwa dengan membeli gabah petani secara langsung dan tidak melalui tengkulak akan mampu meningkatkan pendapatan petani. Bahkan, melebihi 11,5 persen dari yang didapatkan sekarang. Selain itu, dari hitung-hitungan kasar, penjualan hasil produksi beras tersebut khusus kepada pegawai Pemkab Badung, perumda pasar dan pangan akan mampu meraup keuntungan sebesar Rp3,6 miliar per tahunnya.

“Bila kebijakan ini dapat berjalan dengan baik, akan memberi keuntungan kepada petani. Selain itu, memberi kepastian mengenai ketersediaan pangan termasuk sebagai upaya menekan laju inflasi,” terangnya.

Baca juga:  Pemkab Badung Minta Ribuan Perusahaan Manfaatkan ABT Urus Izin

Dikatakan, tahap awal difokuskan untuk komoditi beras terlebih dahulu. Nanti bila sudah berjalan, baru akan masuk ke komoditas lain seperti cabai, bawang merah dan lainnya. Untuk mewujudkan program tersebut, pihaknya mengajak para pekaseh, kelian subak maupun pangliman berperan aktif sebagai ujung tombak pembangunan ketahanan pangan di Badung.

“Selain program tadi, Bapak Bupati sedang merancang program insentif petani. Dalam nomenklatur, insentif petani ini akan menanggung semua biaya produksi yang dikeluarkan petani. Contohnya, seorang petani mengolah lahan seluas 1 hektar, mulai dari biaya traktor, menanam, benih, pupuk, akan ditanggung pemerintah,” sebutnya. (Parwata/balipost)

 

BAGIKAN