I Wayan Suweca. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kabar duka menyelimuti insan kerawitan di Denpasar. Salah satu maestro karawitan Bali, I Wayan Suweca, S.Skar, M.Si., tutup usia, Selasa (23/5) di RSU Puri Raharja.

Suweca menderita diabetes dan telah mendapat perawatan di RS sejak Sabtu (20/5). Anak pertama almarhum, Ni Putu Hartini saat dikonfirmasi, Selasa (23/5) membenarkan ayahnya berpulang dengan tenang, sekitar pukul 7.00 pagi di RS Puri Raharja. “Bapak berpulang sekitar pukul 07.00 pagi tadi, setelah dirawat sejak Sabtu pas Saraswati di RS Puri Raharja,” kata Hartini.

Ia menyatakan, ayahnya sejak Jumat 19 Mei 2023 mengeluhkan sakit, yaitu demam yang naik turun. Lantas dibawa ke dokter dan langsung dirujuk untuk rawat inap di rumah Sakit. “Setelah menjalani perawatan, ayah dinyatakan mengalami komplikasi baik paru, lambung, tenggorokan karena sejak lama memang menderita diabetes,” ungkapnya.

Baca juga:  Agus Nova ‘Sablun’ Pulih dari Cedera Lutut

Terakhir kata Hartati, ayahnya sempat megamel ngayah di Pura Besakih, pada bulan Maret, bersama rekan-rekan ISI Denpasar. Almarhum dan istrinya Alm. Ni Ketut Suryani ini,  mempunyai tiga anak yaitu Ni Putu Hartini, S.Sn., M.Sn, Ni Made Haryati, S.Sn., M.Sn, dan I Nyoman Gede Haryana, S.Sn, M.Sn.

Dalam perjalanan di dunia seni, sosok seniman asal Banjar Kayumas Denpasar ini memiliki peran penting dalam pelestarian seni budaya, khususnya dibidang gamelan. Ia sebagai penggagas lomba gender wayang yang kini menjadi materi dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB).

Baca juga:  PJ Gubernur Bali ke KPH Bali Barat, Bupati Tamba Ajak Masyarakat Jaga Hutan

Ia juga menawarkan ide membentuk penabuh wanita yang konon terinspirasi setelah ia ikut mendirikan Sekaa Gong Sekar Jaya di California Amerika. Di samping itu, Suweca juga mengawali lomba mekendang tunggal yang kini menjadi tren bagi kalangan seniman muda.

Karena itu, kegigihannya dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian Bali khususnya dalam seni karawitan, ia diberikan penghargaan “Kerti Budaya” dari Walikota Denpasar pada tahun 2014, menerima penghargaan “Pengabdi Seni” pada pelaksanaan PKB ke-39 tahun 2017 dan menerima piagam Dharma Kusuma dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali tahun 2019. Penghargaan seni ini diberikan khusus kepada orang yang berhasil melestarikan kesenian Bali, melakukan pembinaan dan mengembangkan dengan berbagai kreativitas mencipta seni baru.

Baca juga:  Sebulan Dikerjakan, Perataan Lahan Tol Sudah Tembus Jalan Denpasar-Gilimanuk

Terbaru pada 2021, atas dedikasi di bidang pelestarian dan pembinaan seni budaya I Wayan Suweca menerima penghargaan Adi Sewaka Nugraha. Pria kelahiran, Denpasar, 31 Desember 1948 ini memang sangat dekat dengan gamelan Bali.

Pria yang tinggal di Jalan Noja Saraswati No. 9 Kesiman Petilan Denpasar itu juga mengajar orang asing di luar negeri khusus memainkan gamelan, seperti gender wayang. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN