DENPASAR, BALIPOST.com – Dewasa ini banyak sekali orangtua yang melepas tanggung jawab mendidik (parenting) anaknya ke gadget. Kondisi ini membahayakan bagi tumbuh kembang anak. Demikian diungkapkan Psikolog, Dra. Retno IG Kusuma, M.Kes, Psikolog, Rabu (24/5).
Menurut Retno, para orangtua harus sadar bahayanya screen time (waktu yang dihabiskan di depan layar). Ia pun mengungkapkan sejumlah masalah gangguan perkembangan anak-anak yang disebabkan karena kelewat dini terpapar gadget dan memiliki screen time relatif lama. “Kasus keterlambatan bicara dan susah fokus paling banyak dialami anak-anak yang saya tangani karena penggunaan gadget,” ungkap Retno yang memiliki pusat layanan psikologi di kawasan Renon ini.
Selain itu, ia menyebutkan kasus autisme anak juga banyak dipengaruhi prilaku bermain gadget ini. Kemampuan literasi juga menjadi terhambat adanya gadget ini arena selama ini dia diberikan komunikasi satu arah.
“Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan perkumpulan psikolog mengeluarkan edaran terkait tidak bolehnya anak di bawah 2 tahun untuk terpapar gadget. Untuk anak di atas 2 hingga 6 tahun boleh terpapar gadget tapi hanya sejam,” sebutnya.
Bahaya memperkenalkan gadget pada anak di usia dini juga disampaikan Product Manager Faber-Castell International Indonesia, Lily. Ia memaparkan screen time yang terlalu dini akan menyebabkan pikun digital, yakni sulit fokus pada 1 hal dan mudah berganti fokus sehingga kesulitan belajar.
Selain itu, anak juga rentan terkena radiasi emisi. “Karena tubuh anak lebih rentan daripada dewasa, maka kemungkinan dapat terpapar radiasi emisi penyebab kanker,” ujarnya.
Lalu bagaimana untuk mencegah anak terpapar gadget di usia dini? Menurut Retno, gadget bisa digantikan dengan mewarnai maupun membaca buku. Sebab, kegiatan itu bisa mengembangkan motorik halus anak. “Lima panca indera anak harus dikembangkan sejak dini sehingga kegiatan mewarnai maupun membaca akan sangat membantu,” sarannya.
Disampaikan Lily, pihaknya menghadirkan Interactive Board Book untuk memberikan pilihan bagi orangtua dalam mengedukasi buah hatinya. Sesuai namanya, buku ini di desain untuk menjadi pilihan para orangtua untuk memberikan pengalaman berbeda bagi si kecil, karena buku bercerita ini memiliki banyak keunggulan diantaranya, halaman yang tebal sehingga tidak mudah robek dan hadir dalam dua bahasa (dual lingual) sehingga dapat menambah kemampuan bahasa anak.
Selain itu, melaui produk ini si kecil secara tidak langsung akan mempelajari warna, bentuk dan tentunya mendorong interaksi saat membaca serta mendukung perkembangan motorik halus anak, ungkapnya.
Lily menambahkan, Interactive Board Book hadir dalam 2 edisi perdana, buku ini menampilkan 3 tokoh fabel, yakni Jojo, Lala dan Franky yang tentunya menarik bagi anak-anak, dan sudah mendapatkan tinjauan dari psikolog anak sehingga sangat dianjurkan menjadi pilihan bagi orangtua. (Diah Dewi/balipost)