DENPASAR, BALIPOST.com – Perayaan Rahina Tumpek Landep kembali akan dirayakan di Bali. Ini sesuai dengan kebijakan Gubernur Bali, Wayan Koster, terkait Instruksi Gubernur Bali Nomor 05 Tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Landep dengan Upacara Jana Kerthi sebagai Pelaksanaan Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi Dalam Bali Era Bali.
Instruksi ini sebagai upaya untuk mewujudkan visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Sehingga, penerapan nilai-nilai adiluhung Sad Kerthi perlu dilaksanakan secara menyeluruh, konsisten, berkelanjutan dengan tertib, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh masyarakat Bali.
Berbagai cara telah dilakukan masyarakat Bali dalam memaknai Tumpek Landep. Secara niskala dilakukan persembahyangan dan upacara yadnya, sebagai wujud rasa syukur atas anugerah Tuhan. Secara sekala, memuliakan dan merawat berbagai hasil produk pikiran atau karya cipta-rasa-karsa manusia seperti keris, tombak, patung, senjata, mesin, termasuk hasil karya teknologi digital.
Tidak hanya itu, untuk mengapresiasi hasil karya teknologi digital yang dilakukan oleh generasi muda Bali, Pemerintah Provinsi Bali dalam suasana Rahina Tumpek Landep telah menyelenggarakan kegiatan sekala berupa Bali Digital Festival (Digifest) tahun 2022 lalu. Dan pada Tumpek Landep 2023 ini akan kembali digelar Digifest 2023. Roadshow Kampus Bali Digifest yang merupakan pre-event dari Bali Digifest 2023 telah dilakukan di beberapa kampus di Bali.
Atas komitmen Gubernur Koster tersebut, dosen Prodi Hukum Adat STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, I Ketut Wartayasa, S.Ag., M.Ag., dalam Dialog Merah Putih Bali Era Baru “Memakai Hari Suci Tumpek Landep dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali” di Warung Bali Coffee 63 A Denpasar, Selasa (24/5), mengapresiasi langkah Gubernur Koster yang secara konsisten merayakan perayaan Hari Suci Tumpek Landep dengan berbagai acara. Terutama melalui salah satu implementasi Sad Kerthi, yaitu Jana Kerthi.
Dikatakan, melalui perayaan Tumpek Landep ini sesungguhnya Gubernur Koster terus berkomitmen untuk membangun dan mengembangkan SDM krama Bali melalui Jana Kerthi. Sebab, Tumpek Landep kita memohon penajaman pemikiran. Di samping juga memohon anugerah agar alat-alat yang terbuat dari besi, baja, logam semakin tajam dan memiliki taksu.
Pada Rahina Tumpek Landep, dikatakan memuja Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pasupati, memohon waranugraha agar kita terus menerus diberi kecerdasan dan keteguhan dalam menghadapi dinamika hidup. Apalagi, manusia adalah makhluk yang paling beruntung karena dianugerahi Manah (pikiran), Cita (angan-angan) dan Budhi (buah pikiran). Pikiran merupakan cikal bakal timbulnya perkataan dan perbuatan seseorang. Pikiran juga sebagai sumbernya nafsu yang menggerakkan perbuatan baik maupun buruk, oleh karena itu pikiran harus terus dikendalikan.
Diharapkan, momentum Tumpek Landep dan Jana Kerthi dapat menjadi motivasi, inspirasi dan sugesti bagi umat untuk tampil sebagai manusia utuh, teguh dan kukuh, tidak mudah rapuh. Apalagi sampai runtuh dalam mengemban amanat menajamkan pikiran sekaligus memuliakan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berharkat mulia, berderajat susila dan bermartabat dewata.
Guru Ajeg Bali, Pande Nyoman Budiarta, S.Pd., M.Pd., mengakui bahwa di era globalisasi saat ini pemahaman generasi milenial memakna kearifan lokal Bali, seperti Tumpek Landep sangat minim. Namun, di bawah kepemimpinan Gubernur Koster pemahaman tentang makna perayaan Tumpek Landep telah diperkuat dengan instruksi Gubernur Bali Nomor 05 Tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Landep dengan Upacara Jana Kerthi sebagai Pelaksanaan Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi Dalam Bali Era Bali. Terlebih dengan adanya Bali Digifest sebagai upaya mengapresiasi hasil karya teknologi digital generasi Bali semakin membangkitkan kesadaran generasi milenial untuk memaknai perayaan Rahina Tumpek Landep.
Guru SMPN 2 Semarapura yang juga pande besi ini mengungkapkan pemaknaan perayaan tumpek sebagai salah satu kearifan lokal Bali kini sudah masuk ke sekolah-sekolah. Sehingga, semakin memperkuat dan membangkitkan generasi milenial tentang bagaimana memaknai berbagai tumpek yang ada di Bali. Kini tak lagi ada kesan Tumpek Landep miliknya warga Pande, melainkan milik semua krama di Bali.
Langkah yang dilakukan Gubernur Koster ini dinilainya sangat jeli, sehingga umat Hindu terutama generasi milenial tidak kehilangan arah dan identitas akan budaya dan kearifan lokal yang dimilikinya di tengah gempuran globalisasi. (Winatha/balipost)