Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan mulai memperbaiki pelinggih meru tumpang tiga di Pura Luhur Uluwatu. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan mulai memperbaiki pelinggih meru tumpang tiga di Pura Luhur Uluwatu. Perbaikan pura yang terbakar akibat tersambar petir ini diawali dengan pemasangan Beti atau pasak.

Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta mengatakan, perbaikan Meru diawali dengan upacara mencari hari baik. Pihaknya juga menggelar upacara menentukan hari baik untuk pemasangan Beti, 19 Mei 2023. “Sudah dilakukan prosesi awal pengerjaan pemasangan Meru,” ujarnya.

Baca juga:  Menko PMK dan Ketua BNPB Cek Kesiapan Uluwatu

Menurutnya, persembahyangan di Pura Uluwatu akan dilaksanakan di Madya Mandala atau Jaba Tengah selama proses pemasangan meru tersebut. Selama proses pembuatan meru, pihaknya dibantu sebanyak 10-15 undagi kayu dan 15-20 undagi ijuk.

Dalam pengerjaannya para undagi diharapkan memiliki niat yang suci, tidak sombong, hati yang tulus, sabar, ikhlas, dan rasa untuk ngayah yang paling tinggi. “Kalau keamanan yang utama itu mohon izin kepada Tuhan, memohon anugerah atau izin kepada Ida Bhatara yang berstana di Pura Uluwatu. Memohon keselamatan kepada Beliau secara niskala,” katanya.

Baca juga:  Pelinggih Utama Meru Tumpang Tiga Pura Uluwatu Terbakar

Panglingsir Puri Agung Jrokuta AA Ngurah Jaka Pratidnya menerangkan, proses yang dilakukan sebelum pemasangan Meru yakni ngerakepin atau menyatukan bagian dari Beti atau pasak dari Meru Tumpang Tiga. Kemudian proses pembuatan Meru Tumpang Tiga dilaksanakan di kediaman undagi yaitu Jero Mangku Dalang Cetok di Tampaksiring, Gianyar.

Selurus proses pengerjaan meru tumpang tiga ini ditargetkan rampaung pada 19 Juli 2023. “Berdasarkan paruman bersama Ratu Pedanda, Bagawanta Puri, Darma Gosana Badung, dan dari Pemkab Badung, diputuskan bahwa pelaksanaan pamlaspasan pada 28 Juli 2023, Sukra Kliwon Sungsang, bertepatan dengan hari Sugihan Bali,” ucapnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Tukang Ojek Rampas Uang dan HP

 

BAGIKAN