DENPASAR, BALIPOST.com – Dekranasda Provinsi Bali terus berusaha untuk melakukan pencegahan terhadap upaya degradasi kemuliaan tenun dan songket Bali. Bahkan tidak ragu untuk bertindak tegas jika pelanggaran yang dilakukan sangat merugikan kelestarian warisan leluhur Bali.
“Titiang (saya,red) masih ingin melakukan tindakan pencegahan, tindakan preventif,” ujar Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster saat menutup Pameran IKM Bali Bangkit Tahap IV Tahun 2023 di Art Centre Denpasar, Rabu (31/5).
Menurut Bunda Putri, saat ini Gubernur Bali telah mengumpulkan perangkat daerah mulai dari Disperindag, Dinas Koperasi hingga Dinas terkait lainnya serta Kanwil Kumham Provinsi Bali terkait dengan hal tersebut. Disisi lain para pengrajin juga ikut dilibatkan. “Sudah membentuk tim pengrajin karena ini delik aduan,” ungkap Bunda Putri.
Ia menegaskan bahwa sebagai Ketua Dekranasda Bali ia memiliki tanggung jawab moral untuk mengawal hal tersebut. “Jangan salahkan kami karena bapak/ibu yang dengan penuh kesadaran melanggar hukum yang berlaku,” jelasnya.
Menurutnya pembiaran ini sudah berpuluh-puluh tahun dilakukan hingga membahayakan kelestarian warisan budaya Bali khususnya tenun dan songket Bali. “Saya sudah tiga tahun bicara ini tapi dipasaran malah semakin marak. Kenapa? Artinya Apa?,” katanya.
Bunda Putri menjelaskan para pedagang pun membuat keadaan di pasar semakin buruk. Menurutnya banyak oknum pedagang yang hanya memikirkan keuntungan saja hingga memilih menjual kain endek dari luar Bali yang memiliki kualitas rendah namun dengan harga yang murah. “Dengan hitung-hitungan keuntungan yang lebih banyak, omset yang lebih besar tidak mau menjual kain tenun saudara-saudaranya yang ada di Bali. Para pedagang juga menutupi bahwa sesungguhnya tenun endek itu tidak diproduksi oleh semeton Bali,” jelas Bunda Putri.
Bahkan saat ini disamping endek Troso yang dipasarkan di Bali, songket bordir yang menjiplak motif songket Bali, saat ini muncul kain tenun semi Pegringsingan di berbagai platform belanja online yang berusaha meniru kain tenun double ikat pegringsingan. Hal ini membuat Ketua Dekranasda Bali semakin gerah akan perilaku para oknum yang tidak memiliki kesadaran terhadap kelangsungan warisan leluhur bali tersebut.
“Yang titiang inginkan adalah meningkatkan kesadaran dari pelaku pengrajin, pedagang dan konsumen di Bali bahwa tidak hanya pemerintah yang punya tanggung jawab melestarikan warisan leluhur kita, tapi kita semua,” tegas Bunda Putri.
Menurutnya ia tidak bisa melakukannya sendiri, perlu dukungan dari berbagai pihak baik para stakeholder, asosiasi, para pengrajin, hingga dukungan penuh masyarakat Bali.
Bunda Putri juga menyampaikan bahwa dari bulan Januari hingga akhir Mei 2023 keuntungan yang dicapai telah mencapai 2,32 milyar rupiah sementara keuntungan dari Pameran IKM Bali Bangkit tahap IV mencapai 491 juta rupiah. “Kalau sekarang dengan sistem yang ditawarkan Balimall.id jadi kita riil mendapatkan omset penjualan sesuai dengan transaksi yang ada di IKM Bali Bangkit,” jelas Bunda Putri.
Penutupan IKM Bali Bangkit Tahap IV diisi dengan Fashion Show dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan, Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM serta Biro Organisasi Provinsi Bali. (Kmb/Balipost)